portaltiga.com - Bertajuk Gado Gado Suroboyo, Pusat Olah Seni Surabaya (POSS) berkolaborasi dengan Bavisch Music School dari Bali, membawa beragam genre musik dalam alunan irama orkestra.
Sajian musik yang dikemas dalam sebuah konser orkestra ini digelar di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur, Minggu (22/6/2025) malam.
13 lagu yang dimainkan puluhan anak-anak, remaja hingga dewasa ini tak hanya bergenre musik klasik seperti umumnya orkestra, namun juga pop, keroncong, bahkan juga dangdut. Di antaranya Hungarian Dance, Semanggi Suroboyo, Rek Ayo Rek, That's Why You Go Away, Denpasar Moon, Kereta Malam, Terajana dan Gebyar Gebyar.
Disebutkan Pimpinan POSS, Heru Prasetyono, pilihan lagu ini juga tak lepas dari upaya melestarikan musik orkestra di Surabaya.
"Lagu dari pop, keroncong dan dangdut ini disajikan dalam bentuk orkestra, " tegasnya.
Selain itu, sambungnya, juga untuk melestarikan lagu khas Surabaya.
Namun tak hanya lagu bertema Surabaya yang disajikan, melainkan juga lagu yang menceritakan tentang Bali, seperti lagu Denpasar Moon.
Heru juga menceritakan proses kolaborasi yang dilakukan dengan pihak Bavisch Music School ini.
"Awalnya, menentukan lagu apa yang akan dibawakan, kemudian masing-masing daerah, Bavisch di Bali dan POSS di Surabaya berlatih dengan partitur lagunya, selama beberapa bulan, kemudian Sabtu kemarin (21/6/2025) kedua pihak bertemu dan berlatih bersama untuk saling menyesuaikan irama," paparnya.
Untuk proses ini, berjalan sekitar 3 bulan. Diakuinya, waktu persiapan memang tidak lama, karena anak-anak asuhan POSS, telah mendalami permainan musiknya selama beberapa waktu sebelumnya.
Baca Juga : Peringati 27 Tahun Reformasi, Seniman Teater Sajikan Njlungup di Balai Pemuda Surabaya
"Selama anak itu sudah bisa membaca not balok, tidak butuh waktu lama untuk bisa memainkan sebuah lagu dengan baik," katanya.
Meski sebagian besar anak-anak yang belajar di sini berawal dari nol, artinya belum bisa membaca partitur dan memainkan alat musik, namun dengan ketekunan, mereka berhasil memainkan lagu demi lagu dengan baik.
Dalam konser yang dihadiri ratusan pengunjung ini, tampak terkesima dengan penampilan POSS - Bavisch ini. Pengunjung tampak terhanyut dalam suasana syahdu, namun saat lagu Terajana dinyanyikan, sebagian penonton justru larut dalam suasana riang sambil joget bersama.
Conductor orkestra, Chaerul Anam, yang juga pimpinan Bavisch Musik School mengungkapkan dirinya terpicu semangat untuk menggelar konser ini saat melihat bagaimana seniman dengan niat yang tulus untuk melestarikan musik orkestra dan menghadirkannya melalui kepiawaian para pemain musik, anak-anak, remaja hingga dewasa ini.
Baca Juga : POSS Hadirkan Ruang Bermusik bagi Anak-anak Surabaya
"Saya hanya ingin menjadi pemicu para seniman itu, Ayo, para seniman kita bergerak, apapun akan kita lakukan, sak isok e, agar yang kita cintai lestari, agar anak anak kita bisa meneruskan," tutur Anam, panggilan akrabnya.
"Bagi saya, tujuan untuk menyajikan musik dalam Gado Gado Suroboyo ini telah tercapai. Namun ibarat kereta, lokomotif ini sudah ada. Selanjutnya, bagaimana roda roda ini terus bergulir," imbuhnya.
Dukungan para stakeholder, masyarakat, wali murid, juga pemerintah dinilai telah banyak membantu suksesnya konser musik ini.
"Karena ini adalah kerjo bareng. inilah kerjo Gado-Gado Suroboyo, grudak gruduk, rukun, guyup, melestarikan budaya dan mengajak anak-anak berbudaya," tambahnya.
Anam berharap, konser kolaborasi ini dapat menjadi agenda tahunan, dengan melibatkan lebih banyak pihak, dengan tema yang berbeda.
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.