Portaltiga.com - Fraksi Partai Golkar minta persoalan stunting dan kemiskinan menjadi perhatian utama Pemprov Jatim dalam PAPBD Jatim 2023 saat ini. Apalagi tahun ini jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak juga akan berakhir.
Hal ini disampaikan anggota Komisi E dari Fraksi Golkar Kodrat Sunyoto saat hearing pembahasan PAPBD Jatim 2023, dengan beberapa OPD Pemprov Jatim termasuk Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, M. Yasin di Kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Pemprov Jatim Malang, Rabu (13/9/2023).
Menurut Kodrat permasalahan stunting masih cukup besar di Jatim, bila dihubungkan dengan target yang telah di tetapkan Presiden melalui Perpres no 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Dialam Perpres itu, mengamanatkan target pengurangam stuting secara nasional mencapai 14 persen di tahun 2024, guna mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030.
"Angka stunting kita masih di kisaran 19 persen. Padahal target Presiden harus turun maksimal mencapai 14 persen. Sehinga kita masih ada kelebihan 5 persen. Ini harus didorong agar persoalan ini bisa menjadi priorotas," ujar Kodrat.
Kata Kodrat belum lagi persoalan keminskinan ekstrem yang juga harus di lakukan penurunkan jumlahnya di Jatim. Ini juga perlu konsentrasi penuh Pemprov Jatim untuk mengatasinya.
Baca Juga : Khofifah Dinobatkan sebagai 500 Muslim Berpengaruh Dunia 2025
Dijelaskan politisi yang akan maju lagi sebagai anggota DPRD Jatim dari Daerah Pemilihan (Dapil) sama, Lamongan-Gresik, tidak hanya stunting dan kemiskinan ekstrem yang menjadi pekerjaan rumah untuk Jatim.
Menurutnya ada lima pekerjaan rumah yang harus di selesaikan oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa sebelum mengakhiri masa jabatannya. Yakni stunting, kemiskinan, pernikaham anak dibawah umur dan pengangguran terbuka.
"Ini yang harus diselesaikan minimal di kurangi pada tahun 2023 ini presentasenya. Sehingga ini bisa menjadi akhir manis Gubernur Khofifah dalam mengakhiri masa jabatannya. Meski belum bisa menurunkan secara maksimal," tegasnya.
Baca Juga : Marak Kasus Bullying PPDS, dr Benjamin: Jangan Terjadi di Jawa Timur
"Karenanya di PAPBD 2023 ini prioritas untuk menurunkan persoalan Jatim ini harus menjadi prioritas," lanjutnya.
Pihanya meminta pula agar Bappeda Jatim juga bisa menjadi orkestra dalam memadukan program yang ada.
"Bappeda harus bisa menjadi dirigen orkestra yang handal didalam memadukan program-program yang terkait permasalahan Jatim itu yang ada di OPD-OPD. Dengan menjadi dirigen yang baik, maka akan indah orkestra ini dan target penurunan persoalan Jatim, khususnya stunting dan kemiskinan ekstrem bisa terwujud," pungkasnya.
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.