Baca Juga : Rayakan Hari Pahlawan, Reni Astuti Adakan Lomba Komik
Portaltiga.com - Gelar pahlawan nasional baru sudah pasti terus diberikan kepada para tokoh yang telah berjuang di masa lampau. Tahun ini ada sebanyak empat tokoh yang akan didaulat sebagai pahlawan nasional di mana upacara penganugerahannya berlangsung hari ini, Rabu (10/11/2021) di Istana Negara, Jakarta. Adapun empat tokoh yang dimaksud yaitu Usmar Ismail, Tombolotutu, Sultan Aji Muhammad Idris, dan Raden Aria Wangsakara. Sama seperti penganugerahan sebelumnya, gelar pahlawan nasional yang diberikan akan secara simbolis diberikan kepada para garis keturunan atau ahli waris dari keempat tokoh tersebut. Lantas seperti apa sebenarnya sosok empat tokoh pahlawan nasional baru ini, dan seperti apa bentuk perjuangan mereka? Berikut dedikasi dan perjuangan mereka untuk tanah air di masa lampau yang wajib kita ketahui. Usmar Ismail Tidak asing di dunia perfilman, sebelum mendapat keistimewaan sebagai sosok yang akan dianugerahi gelar pahlawan nasional nama Umar Ismail sebenarnya sudah banyak dikenal terutama di kalangan sineas tanah air sebagai Bapak Perfilman Nasional. Lahir di Bukittingi pada tanggal 20 Maret 1921, sepanjang hidupnya Usmar dikenal sebagai sosok yang membawa perubahan besar di Industri perfilman Indonesia, terutama lewat sejumlah karya film yang memiliki latar belakang menyoroti kehidupan para tentara RI ataupun perjuangan masyarakat pribumi selama masa penjajahan. Mengutip Historia, selama berkarya di industri perfilman selama kurang lebih 20 tahun di kisaran tahun 1950-1970, Usmar telah melahirkan lebih dari 30 karya film berbagai genre mulai dari drama, komedi atau satire, aksi, serta musikal dan hiburan. Alih alih bergabung dalam pendirian Perusahaan Film Negara (PFN), pada tahun 1950 Usmar mendirikan Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini) dengan tujuan untuk menghasilkan film secara independen dan terlepas dari dikte atau permintaan film yang dibuat atas kebutuhan negara. Beberapa karya Usmar yang paling dikenal di antaranya Darah dan Doa (1950) yang di saat bersamaan menjadi film pertama hasil produksi Indonesia saat sudah menjadi negara yang berdaulat, Lewat Djam Malam (1954), Pedjuang (1960), dan masih banyak lagi. Usmar diketahui menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 2 Januari 1971 akibat menderita pendarahan otak. Tombolotutu Tombolotutu merupakan salah satu sosok pejuang di era kolonial Belanda yang menyandang gelar Raja dari Kerajaan Parigi Moutong di Sulawesi Tengah. Melansir laman resmi parigimoutongkab.go.iddesakan untuk menjadikan Tombolotutu sebagai salah satu pahlawan nasional nyatanya sudah disuarakan jauh sejak tahun 1990-an. Terbatasnya dokumen resmi dan data primer yang memuat bentuk perjuangan tokoh satu ini nyatanya menjadi salah satu penghalang sekaligus alasan di balik baru ditetapkannya Tombolotutu sebagai salah satu tokoh yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun ini. Baru dalam sebuah buku berjudul Bara Perlawanan di Teluk Tomini, Perjuangan Tombolotutu melawan Belanda yang digagas pada tahun 2017, terungkap bahwa Tombolotutu merupakan salah satu pejuang yang berada di garda terdepan dalam barisan yang melawan penjajahan Belanda pada tahun 1800-an Bahkan disebut bahwa Pemerintah Belanda sampai menurunkan pasukan elit Marsose untuk menumpas perlawanan yang dipimpin oleh Tombolotutu. Mengenai akhir hayatanya, sumber lain menyebut bahwa Tombolotutu wafat pada tanggal 17 Agustus 1901. Sultan Aji Muhammad Idris Bergeser dari Sulawesi, tokoh pahalawan nasional satu ini datang dari wilayah Kalimantan Timur, yaitu Sultan Aji Muhammad Idris yang dikenal sebagai Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang memerintah sejak tahun 1735 hingga 1778. Bicara mengenai perjuangan yang dilakukan, Pemerintah Kalimantan Timur memublikasikan bahwa Sultan Aji Muhammad Idris gugur dalam pertempuran bersama rakyat Bugis saat melawan VOC di tanah Wajo. Terlepas dari perjuangan yang dilakukan, diputuskannya Sultan Aji Muhammad Idris sebagai salah satu pahlawan nasional ternyata dianggap sebagai hadiah istimewa bagi masyarakat Kalimantan Timur, mengingat provinsi satu ini diketahui belum memiliki satu pun sosok pahlawan nasional yang diakui negara. Raden Aria Wangsakara Merupakan salah satu tokoh tertua yang menerima gelar pahlawan nasional di tahun ini, Raden Aria Wangsakara diketahui lahir di sekitar tahun 1615. Tidak hanya sebagai pahlawan, sosok satu ini juga diketahui merupakan seorang ulama sekaligus pendiri wilayah Tangerang. Dalam publikasi pemerintah provinsi Banten, disebutkan bahwa Raden Aria merupakan sosok ulama yang kharismatik sekaligus tokoh sentral perlawanan terhadap penjajah Belanda pada zamannya. Lebih detail, perlawanan yang dimpimpin oleh Raden Aria mulai terjadi pada kisaran tahun 1652-1653 di dekat wilayah Sungai Cisadane. Terus terjadi perselisihan dengan pihak VOC, Raden Aria Wangsakara disebutkan tewas saat terlibat perang dengan VOC di wilayah Ciledug pada tahun 1720. (sumber: goodnewsfromindonesia)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
URL : https://portaltiga.com/baca-11887-mengenal-4-tokoh-baru-pahlawan-nasional