KPPU Sebut Ada 12 Perusahaan Di Jatim Lakukan Kartel Ayam Ras

        Portaltiga.com:Kenaikan harga daging ayam sepekan terakhir indikasi bisnis ayam ras di dalam negeri tidak sehat. Penguasaan distribusi ayam mulai dari hulu ke hilir disinyalir hanya dikuasai oleh pengusaha tertentu saja, akibatnya timbul kartel ayam sehingga harga daging ayam seenaknya saja di permainkan. Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Dr Sukarmi, kepada wartawan di Surabaya (07/03/16) mengatakan, Keberlangsungan usaha peternak mandiri yang berpangsa hanya sekitar 20% diindikasikan terancam akibat kinerja pasar yang tidak kondusif. Untuk itu dari hasil diskusi kita dengan para peternak di 5 kota yang salah satunya di Jawa Timur, terlihat jelas distribusi ayam 80% dikuasai oleh peternak yang ber mitra, melainkan bukan peternak mandiri.ujarnya di Surabaya (07/03). Ia melanjutkan, dari sisi hulu tingkat ketergantungan input DOC (day old chicken/pasokan bibit ayam) dan pakan peternak mandiri sangat tinggi, di samping adanya diskriminasi perolehan input. Akibatnya, biaya produksinya tidak seefisien peternak yang terafiliasi maupun peternak yang bermitra. Sedangkan pada sisi hilir, masih menurut Sukarmi, posisi tawar peternak mandiri terhadap pedagang ayam hidup cukup rendah (20%) dibandingkan dominasi pasar peternak afiliasi (mengembangkan bisnis) dan mitra terintegrasi yang menguasai 80% pasar. Ini persoalan yang perlu dicarikan jalan keluar.Katanya. Sebagaimana yang diungkap KPPU, tambah Sukarmi, dalam penyelidikan yang telah dilakukan, KPPU menduga ada kartel atau pengaturan persediaan ayam di pasaran oleh 12 perusahaan peternakan. Mereka diduga sengaja melakukan pemusnahan atau afkir indukan ayam, agar persediaan ayam anakan atau day-old-chicken (DOC) berkurang sehingga harganya naik. Menurut KPPU, hal itu melanggar Pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang praktek monopoli dan persaingan usaha.ungkapnya(Trisno)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru