BEI Perwakilan Surabaya Dorong Perusahaan Lakukan Go Public

Portaltiga.com-Bursa Efek Indonesia (BEI)  Cabang Surabaya mendorong perusahaan untuk melakukan Go Public atau mendaftarkan diri ke bursa efek sehingga menjadi perusahaan terbuka, hal ini untuk memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Surabaya, Dewi Sriana Rihantyasni, mengatakan, BEI mendorong agar perusahaan untuk melakukan go public agar perusahaan bisa maju dan berkembang dengan sahamnya dimiliki ole publik. Untuk itu BEI terus melakukan sosialisasi tentang mudahnya perusahaan untuk melakukan go public.ujarnya, kepada wartawan, di sela Medhia Ghatering di International Cultural Center Pandaan-Pasuruan, Kamis (24/11/16). Ia menjelaskan, agar menarik minta perusahaan untuk mengajukan penawaran umum saham (IPO) di bursa efek, saat ini sudah ada Pusat Informasi Go Public diantaranya di Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, dan Jakarta. Dengan adanya Pusat Informasi Go Public ini diharapkan pemilik dan manajemen perusahaan yang memerlukan pendanaan dapat memahami bahwa proses yang dijalankan untuk go public tidak rumit dan semahal yang dibayangkan. Banyak sekali manfaatnya jika perusahaan mau melakukan IPO atau Go Public diantaranya, membuka akses perusahaan terhadap sarana pendanaan jangka panjang, meningkatkan nilai perusahaan, meningkatkan image perusahaan, menumbuhkan loyalitas karyawan karena memiliki saham atas perusahaan tempatnya bekerja. Untuk itu, tidak perlu ditunda tunda lagi bagi perusahaan untuk melakukan go public.katanya. Perusahaan yang mau mendaftarkan diri ke bursa efek, diakui Dewi memang sampai saat ini masih minim. Untuk itu BEI Surabaya terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya perusahaan melakukan go public baik melalui personal dimana karyawan BEI mendatangi satu persatu perusahaan yang ingin go public, atau sosialisasi melalu kegiatan seminar dan exibition. Saat ini jumlah emiten di Indonesia baru mencapai 538 dengan jumlah investor sebanyak 518.669. Masih sangat sedikit dibandingan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta orang. Problemnya memang banyak perusahaan keluarga yang enggan mencatat atau mendaftarkan diri ke bursa efek.ungkapnya. (Trish)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru