Baca Juga : Komisi B DPRD Jatim: Pemerintah Harus Serius Berantas Rokok Ilegal, Jangan Hanya Menaikkan Cukai!
Portaltiga.com - Pemerintah diminta segera melakukan langkah-langkah strategis mengatasi kenaikan harga gula. Dampaknya sangat dirasakan masyarakat, apalagi kelas ekonomi menengah ke bawah. "Ini harus segera diselesaikan. Di Tuban dan Bojonegoro kenaikan harga gula juga dirasakan oleh masyarakat dan mereka mengeluhkan kenaikan ini," ujar anggota Komisi B DPRD Jatim Tjong Ping saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/1/2020). Menurut politisi PDI Perjuangan ini, kenaikan gula yang terjadi ini cukup signifikan sehingga dikeluhkan masyarakat. Seperti di Tuban dan Bojonegoro kenaikan mencapai 800 sampai 1.200 per kilogram. "Sebelumnya harga gula di sana penjualan partai kisaran 12.000 perkilogram sekarang mencapai 13.000 sampai 13.200. Dan untuk eceran mencapai 14.000. Ini kham luar biasa kenaikannya," ungkapnya. Belum lagi katanya, masyarakat juga ada yang kesulitan mendapatkan gula tersebut di pasaran. BACA JUGA: Harga Gula Naik, DPRD Jatim Panggil Disperindag "Di beberapa wilayah di Tuban Bojonegoro, ada masyarakat yang biasanya begitu mudah mendapatkan gula saat ini juga agak kesulitan dan harganya naik dibandingkan sebelumnya," jelasnya. Kondisi ini, kata Tjong Ping, tidak bias dibiarkan sebab bila tidak ada langkah cepat dari pemerintah maka kenaikan akan terus terjadi dan ini semakin memberatkan masyarakat. "Saya minta instansi terkait Disperindag untuk segera melakukan operasi pasar untuk intervensi harga gula tersebut. Jangan sampai ini terus naik harganya," jelasnya. Politisi yang berasal dari Tuban ini juga menilai kenaikan harga gula yang terjadi saat ini ada yang ganjil. Mengingat kondisi gula juga dikatakan cukup dan tidak ada kekurangan stok. "Ini kan aneh. Kita banyak memiliki pabrik gula. Tidak ada fuso terkait tanaman tebu. Pabrik terus produksi. Ini ada apa? Masak kita kekurangan stok? Khan ini perlu dipertanyakan," ujarnya. Menurutnya, dari data yang ada stok gula di Jawa Timur dalam kondisi aman, bahkan surplus. Berdasarkan produksi gula tahun 2019 dari delapan pabrik gula di Jatim ada produksi sebanyak 1.046.855 ton dalam setahun. "Saat ini persediaan gula di Jatim masih ada 185.785 ton. Hingga bulan Mei 2020 mendatang, konsumsi gula Jatim diperkirakan sebanyak 175.500 ton. Sehingga terdapat surplus 10.000 hingga musim giling bulan mei tiba," pungkasnya. Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga geram dengan kenaikan harga gula yang terjadi saat ini. Khofifah tegas meminta Satgas Pangan dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) turun langsung mengecek ketersediaan gula di gudang-gudang dan pabrik-pabrik. Khofifah juga telah meminta Bulog, PTPN X dan pabrik gula Rajawali untuk melakukan operasi pasar agar tidak semakin kenimbulkan kepanikan pada masyarakat. (ars/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.