Komisi D: Perbaikan Permanen Tanggul Bengawan Solo Harus Dimulai 2020

Baca Juga : Kasus DBD di Sampang Meningkat, Ini Imbauan DPRD Jatim

Portaltiga.com - Komisi D DPRD Jatim mengapresiasi langkah Pemprov yang melakukan perbaikan sementara tanggul Bengawan Solo yang retak karena amblas. Namun demikian perbaikan secara permanen tetap harus dilakukan. Maka Komisi D mendesak agar Pemprov Jatim untuk melakukan penanganan secara permanen tanggul Bengawan Solo yang mengalami keretakan. Ini penting, kondisi tersebut membuat warga sekitar was was ketika nusim hujan datang dan sungai aliran Bengawan Solo meluap. "Perbaikan secara permanan harus dilakukan. Saya apreisasi dengan langkah Pemprov yang saat ini melakukan perbaikan sementara," ujar anggota Komisi D DPRD Jatim Khozanah Hidayati di sela mengikuti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang melhat langsung tangul di wilayah Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Minggu (1/12/2019). Menurut politisi perempuan PKB ini, pihaknya mendesak Gubernur agar penyelesaian perbaikan amblasnya tanggul ini bisa diusulkan masuk dalam anggaran Perubahan APBD 2020 mendatang. "Kita berharap 2020 sudah dimulailah pembangunan secara permanen tangul yang retak tersebut. Tidak sebatas perbaikan sementara yang dilakukan saat ini. Yang ini masih menimbulkan rasa was was warga sekitar tanggul yang retak itu," ungkapnya. Kata anggota yang berangkat dari daerah pemilihan Tuban Bojonegoro ini, pihaknya dalam waktu dekat juga segera akan meminta Dinas PU SDA untuk menjelaskan secara teknis maupun penganggarannya terkait penyelesaiannya. "Ini perlu, agar kita tahu secara detail. Bisa sebagai bahan Komisi D untuk mendukung usulan anggaran nantinya guna penanganan tanggul tersebut secara permanen," pungkasnya. Terpisah, Ketua Komisi D Kuswanto menjelaskan bahwa akan memasukkan penyelesaian amblasnya tanggul ini di anggaran Perubahan APBD. "Dan kami segera meminta Dinas PU SDA untuk menjelaskan secara teknis maupun penganggarannya terkait penyelesaian tanggul itu," kata Kuswanto. Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan langkah-langkah percepatan rekonstruksi dan pengamanan ini harus terus dilakukan meskipun belum permanen. Apalagi, kejadian yang sama berupa tanggul ambles juga terjadi di wilayah Kanor Tuban, Lamongan, dan Madiun. "Percepatan rekonstruksi ini sangat diperlukan meski dalam tahap darurat. Yang penting ketahanannya bisa memberikan proteksi yang cukup," ujarnya. Beberapa upaya yang dilakukan, kata Khofifah, salah satunya yakni dengan pemasangan bronjong. Bronjong sendiri adalah kotak dari anyaman kawat yang berisi batu-batu, yang biasa dipasang di tepi sungai untuk mencegah erosi. Oleh sebab itu, dirinya juga akan memastikan kekuatan bronjong-bronjong yang akan dipasang. "Saya ingin mengecek kesiapan bronjong yang akan dipasang disini. Terlebih, infonya tanah disini masih sering bergerak. Sehingga keberadaan bronjong akan bisa memberikan proteksi ketika terjadi intensitas air yang tinggi," urai gubernur perempuan pertama di Jatim ini. Selain itu, upaya lain yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan pengurukan menggunakan excavator. Berdasarkan informasi, upaya pemulihan tanggul seperti kondisi semula sudah dilakukan sejak 7 November hingga hari ini. Dengan mengirimkan sekitar 20 dump truck setiap harinya untuk mengangkut pedel. "Berbagai upaya penanganan yang terus dilakukan ini, tentunya untuk memberikan rasa aman bagi warga desa sekitar tanggul kecamatan Plumpang. Serta pada warga Tuban secara keseluruhan," pungkas wanita yang juga ketua umum Muslimat NU.(ars/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru