Baca Juga : Khofifah-Emil Dinobatkan jadi Ibu-Bapake Perangkat Desa Jatim karena Alasan Ini
Portaltiga.com - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak membagikan strategi sukses guna mewujudkan eliminasi penyakit malaria di Jatim. Sejak 2017, seluruh kabupaten/kota di Jatim telah dinyatakan 100 % bebas dari penyakit yang disebabkan plasmodium, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles ini. Strategi itu dipaparkan Emil, sapaan akrabnya, usai menerima Sertifikat Eliminasi Malaria yang diserahkan langsung oleh Menkes RI, Nila F. Moeloek dalam Peringatan Hari Malaria se-dunia Tahun 2019 dengan tema Bebas Malaria Prestasi Bangsa, Zero Malaria Starts With Me, di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Bali, Senin (13/5/2019). Emil mengatakan, untuk mewujudkan eliminasi penyakit malaria membutuhkan kerja keras, dan kerjasama seluruh pihak. Hal ini telah dialaminya saat masih menjabat sebagai Bupati Trenggalek pada Februari 2016-Februari 2019, Emil lantas menceritakan pengalamannya tersebut. "Kami bersinergi dengan TP PKK, untuk menginisiasi juru malaria desa (JMD), dimana satu Desa ada satu JMD," katanya lantas menambahkan, strategi lainnya adalah menerapkan metode penemuan dan tata laksana Penyakit Malaria dengan jalan, penemuan kasus secara dini baik secara pasif maupun aktif dan pengobatan di layanan kesehatan. Kemudian, lanjutnya, melaksanakan diagnosa malaria dengan konfirmasi mikroskopis dan uji reaksi cepat (RDT Malaria). Lalu, pengobatan dengan ACT (Artemisini Based Combination Therapy), tata laksana kasus yang dilaksanakan oleh fasilitas layanan kesehatan secara terintegrasi, penguatan akses dan ketersediaan layanan di fasilitas kesehatan baik di Puskesmas maupun RSUD. Dalam kesempatan tersebut, Emil juga mengungkapkan rencana Pemprov Jatim untuk membangun big data berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terdapat dalam e-KTP penduduk Jatim. Sehingga, pemerintah bisa memantau informasi kependudukan secara lintas sektoral dan terintegrasi, baik informasi kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, dan lainnya. Menurut Emil, big data tersebut akan membantu pelaksanaan surveilans malaria. Adapun surveilans malaria adalah kegiatan yang kontinyu, teratur, dan sistematis dalam pengumpulan, pengolahan, analisis dan interprestasi data malaria. Selain itu, cara tersebut juga diharapkan dapat menghasilkan informasi yang akurat dan dapat disebarluaskan. (fey/fey)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.