Baca Juga : Wabah PMK Kian Merebak, DPRD Jatim Pertanyakan Keseriusan Dinas Peternakan
Portaltiga.com - Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menyebutkan, bahwa 33 warga Jatim terkena penyakit kencing tikus atau lestospirosis dari Januari sampai Maret 2019. Sementara, korban meninggal dunia mencapai 2 orang dari kasus itu. "Bakteri leptospiral nama bakterinya biasanya muncul periode musim penghujan. Banjir naik dan penduduk kena banjir, air naik, penduduk masuk ke air yang kena bakteri ini, bisanya lewat luka kecil," kata Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Setyo Budiono, Selasa (12/3/2019). Setyo menjelaskan, penyakit itu memang biasanya muncul pada musim penghujan. Ketika genangan yang tercemar kencing tikus itu terkena luka akan menularkan bakteri. Meski demikian, beberapa kejadian, ditemukan pada musim kemarau seperti di Kabupaten Ponorogo, Sampang dan Pacitan. "Kalau yang berat gejalanya penderita sakit kuning, matanya kuning kukunya kuning bahkan sampai kencingnya merah pekat dan dia bisa ndak sadar," katanya tandasnya. Menurut dia, jika tidak ditangani serius, penyakit itu bisa menimbulkan kematian karena organ vital penderita seperti ginjal dan liver terganggu. "fungsi ginjal dan livernya menjadi terganggu sedemikian beratnya sehingga menyebabkan kematian," jelasnya. Dikatakan Setyo, masyarakat harus bisa menjaga kebersihan, terutama ketika terjadi banjir. Mereka harus menghindari kontak langsung dengan air, untuk menghindari ancaman penyakit itu. "Ketika banjir sedapat mungkin jangan masuk ke air, kalau masuk air jaga kontak langsung dengan air. Misalkan pakai sepatu both. Kalau sudah bersihkan kaki dengan sabun kalau sudah kena sabun. Jangan sampai tikus berkembang biar di lingkungan kita," pungkasnya. (ars/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.