Surabaya: Kalangan eksportir kakao meminta kepada petani kakao di Indonesia untuk terus menggenjot produksinya. Permintaan yang cukup tinggi, namun tidak diiringi dengan ketersediaan yang mencukupi. Sekjen DPP Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) dan Puslitkoka Totok Dirgantoro mengatakan mudah untuk meningkatkan produksi kakao. Untuk bisa mencapai itu, pertama diperlukan inovasi, regulasi, promosi. Menurut Totok, dari regulasi pemerintah sudah tidak mendukung petani kakao. Sebab petani dikenakan ppn 10%. Itu sudah tidak benar. Mestinya petani disubsidi, lanjutnya. Selain regulasi ada inovasi. Dengan adanya inovasi, maka daya tarik kakao di Indonesia semakin diminati pasar. Misalnya ada coklat light di Eropa. Di Eropa dan Malaysia dilakukan inovasi, padahal disana bukan penghasil kakao, ujarnya. Petani juga diminta untuk membuat nilai tambah dari kakao yang diproduksinya. Tanpa nilai tambah, petani tidak akan berkembang. Totok menyebutkan, produksi kakao di Jawa Timur maish 30.000 ton, kalah jauh dari Sulawesi yang mencapai 720.000 ton per tahun.(Yudhie/Adv)
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.