Baca Juga : Risma Siap Kembangkan Program Pahlawan Ekonomi ala Surabaya di Jatim
Portaltiga.com - Hasil survei Pilgub Jatim dari lembaga survei yang menamai diri Pusat Kajian Pembangunan dan Pengelolaan Konfilk (Puskep) FISIP Universitas Airlangga (Unair) dinilai cacat metodologi. Survei tersebut hanya menentukan Margin of Error 2 persen dengan sampel 800 responden dan tingkat kepercayaan 98 persen. Pakar Survei Sosial yang juga Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Prof Dr Hamdi Muluk meragukan hitungan Puskep Fisip Unair yang menggunakan Margin of Error 2 persen dengan jumlah sampel hanya 800 responden. Penentuan responden dan sampel pun dinilai tidak sesuai dengan teori kalkulasi penelitian. Menurutnya dengan MoE 2 persen, harusnya repondennya yang diambil lebih banyak. "Agak mencurigakan karena tingkat kepercayaan yang lazim 95 persen, artinya kita mentolerir kesalahan 5 persen. Biasanya kelaziman 95 persen dan 99 persen tingkat kepercayaan. Kalau ingin mengambil 98 atau 99 persen artinya sampelnya harus lebih banyak untuk meminimalkan margin of error," jelas Prof Hamdi Soal angka kepercayaan pun salah satu unsur yang membuat survei Pupek FISIP Unair diragukan. Sebab, tingkat kepercayaan 98 persen adalah angka yang jarang digunakan para akademisi. "Jadi itu sudah ada hitungannya. Itu patut dicurigai. Tingkat kepercyaan 98 persen itu tidak umum juga, biasanya 95 persen atau 99 persen. Bisa jadi itu agak mencurigakan," imbuhnya. Hasil survei yang dilakukan tanggal 12-19 Mei 2018 di 38 kabupaten/kota seluruh Jatim ini tidak dijamin keabsahannya. Prof Hamdi juga menilai perlu ada validasi lebih lanjut untuk memastikan metodologi tersebut. "itu bukan menjamin validitas. Yang menjamin adalah apakah benar-benar turun ke lapangan. Apakah taat azas yang sudah ditetapkan. Kalau 800 orang sudah ditentukan, primary sampelnya si A, si B di desa ini, itu. Datang apa enggak ke situ? Apakah ada spotcheck, ada validasi? Semua metodologi itu memang harus clear," tuturnya. Prof Hamid menegaskan masyarakat harus jeli melihat lembaga survei yang kredibel untuk rujukan data opini. "Melihat data terakhir setahu saya enggak, bukan anggota. Anggota kita Litbang Kompas, CSIS, Indikator, Poltracking, Populi, Polmark, Charta Politika. Survei yang kredibel itu ada di Persepi. Bisa dijadikan patokan kalau lima anggota persepi sama hasil surveinya," ungkapnya. Dalam penilaian, Prof Hamdi menegaskan, Persepi independen dan tidak memihak manapun. Bagi akademisi yang melakukan riset atau survei memiliki pertanggungjawaban baik secara metodologi maupun etika akademik. "Setiap akademisi memiliki kebebasan akademik, ada tanggung jawab akademik. Harus jelas metodologinya. Tidak ada etika akdemik yang dilanggar. Itu harus diemban sebagai akademisi tanggung jawabnya," pungkasnya. (tim/tea)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.