Pelaku UMKM Didorong Ubah Strategi Bisnisnya

Baca Juga : Universitas Ciputra Surabaya Kembali Dipercaya Tangani Program Wirausaha Merdeka 2024

Portaltiga.com - Pelaku usaha mikro, kecil menengah (UMKM) di Jawa Timur (Jatim) didorong untuk mengubah strategi bisnis ke arah digital. Toko konvensional sekarang, dinilai sudah terbukti tidak mampu untuk mendongkrak penjualan. "Perkembangan teknologi dan informasi sekarang telah merambah ke berbagai sektor. Para pengusaha harus terus melakukan inovasi dan mengubah strategi bisnisnya," kata Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf usai membuka pameran terpadu produk UMKM di salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya, Kamis (28/9/2017). Menurutnya, sekarang sebagian besar penjualan dilakukan via digital atau online. Bahkan, akibat meningkatnya bisnis online ini, sejumlah gerai Matahari Department Store terpaksa tutup. Siapa yang tidak tahu Matahari (department store), akhirnya tutup juga. Tidak kuat bersaing dengan penjualan online. Makanya, UMKM harus beralih ke online juga, ujar Gus Ipul, panggilan akrabnya. Saat ini, lanjutnya, ada sejumlah tantangan dalam berbisnis. Diantaranya, pasar yang makin lesu, kemajuan teknologi dan daya beli masyarakat yang kian menurun. Sehingga, untuk tetap bisa bertahap, pengusaha harus mampu berinovasi dan beradaptasi. "Beradaptasi dalam penggunaan teknologi digital. Lalu mampu menciptakan produk-produk yang inovatif. Ditengah situasi pasar yang lesu, kita harus tetap semangat, tetap berinovasi. Tingkatkan terus kualitas produk kita, tuturnya. Meski begitu, Gus Ipul menyebut, toko atau gerai konvensional masih tetap penting. Artinya, konsumen masih butuh untuk melihat jenis dan kualitas produk yang hendak mereka beli. Nah, baru setelah tahu, proses penjualan selanjutnya bisa mengandalkan digital. Selain lebih efektif, penjualan atau transaksi via digital akan lebih efisien. Kemajuan teknologi harus mampu dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku UMKM. Apalagi kompetisi pasar semakin ketat, ucapnya. Hal senada dikatakan Direktur Utama PT Fery Agung Corindotama (Feraco), selaku penyelenggara pameran, Mochammad Ruslim. Dalam pameran kali ini, diakui, jumlah pesertanya tidak sebanyak tahun lalu. Saat ini, jumlah pesertanya sebanyak 175 stan. Jumlah itu turun tajam dibanding jumlah peserta tahun lalu yang sebanyak 250 stan. Nilai transaksi, pada tahun 2015 tercatat Rp15 miliar. Di tahun 2016 turun menjadi Rp10 miliar. Kalau tahun ini kami belum bisa memastikan berapa nilai transaksi yang akan dicapai. Tapi yang pasti akan lebih rendah dibanding tahun lalu, tandasnya. Berkurangnya jumlah peserta ini, tambahnya, karena anggaran dari sejumlah pemerintah daerah dipangkas. Termasuk anggaran keikutsertaan dalam pameran. Peserta pameran yang digelar tahunan ini, berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Mulai dari Aceh hingga Papua. Namun, yang terbanyak tetap dari Jatim mengingat provinsi ini sebagai tuan rumah. Kami harap, ekonomi ke depan bisa lebih bagus dan jumlah peserta pameran bisa bertambah, harapnya. (bmw/abi

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru