Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
Beragam Prestasi Di Ajang Adisiswa Fiesta 2016 Di Taman Surya
Portaltiga.com-Adisiswa Fiesta 2016 yang digelar hari Minggu (04/12/16) di Taman Surya, menampilkan beragam prestasi yang ditorehkan para pelajar-pelajar di Surabaya, baik prestasi dibidang mata pelajaran maupun pengembangan minat dan bakat.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Ikhsan, mengatakan, peningkatan jumlah prestasi pelajar Surabaya dikarenakan saat ini baik guru maupun orang tua siswa mulai terbuka. Bahwa, prestasi siswa sejatinya tidak hanya dalam hal mata pelajaran saja. Dengan demikian, makin banyak guru maupun wali murid yang mendukung anak-anak dalam hal pengembangan minat-bakat di sekolah
Rentetan prestasi ini juga merupakan buah dari kebijakan Pemkot Surabaya di bidang pendidikan yang memberikan ruang bagi para siswa untuk lebih berekspresi dan berinovasi. Salah satunya yakni dengan menyediakan tim pelatih dan pendamping ekstra-kulikuler yang kompeten.ujarnya, kepada wartawan di sela acara Adisiswa Fiesta 2016 di Taman Surya, Minggu (04/12/16).
Ia menjelaskan, jumlah siswa berprestasi di Surabaya meningkat 28,4 persen dari tahun lalu.
Berdasar data Dispendik Surabaya, total prestasi yang ditorehkan para pelajar Kota Pahlawan sepanjang 2016 sebanyak 6.850 prestasi. Rinciannya, tingkat kota 3.934 prestasi, tingkat provinsi 1.894 prestasi, tingkat nasional 706 prestasi dan tingkat internasional 316 prestasi.
Hasil rekap tersebut, tambah Ikhsan, merupakan gabungan dari capaian para pelajar SD, SMP, dan SMA/SMK atau sederajat.Pada 2015, capaian pelajar Surabaya berjumlah 5.334 prestasi. Dengan kata lain, terjadi kenaikan 1.516 prestasi dibanding tahun sebelumnya.
data prestasi yang dihimpun merupakan gabungan dari prestasi akademik maupun non-akademik. Menurut Ikhsan, para pelajar Surabaya memiliki potensi yang bisa dikembangkan di kedua bidang, baik di bidang mata pelajaran maupun pengembangan minat-bakat.katanya.
Ikhsan mengatakan, kegiatan para siswa juga ditunjang dengan sarana-prasarana seperti laboratorium, dan sebagainya ini membuat banyak para siswa mengembangkan kreatifitasnya untuk berprestasi di bidang non akademik.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan, Martadi mengatakan, kesadaran orang tua memberikan motivasi kepada anak-anaknya dalam hal meraih prestasi yang diminati, merupakan suatu hal yang sangat penting.
Zaman sekarang ini banyak orang tua ingin anak-anaknya menjadi orang yang besar. Tapi, mereka (para orang tua) kadang lupa membesarkan hati anak-anaknya. Nah, raihan prestasi yang mencapai ribuan ini merupakan cerminan prestasi sekolah. Jadi, mutu pendidikan tidak hanya dari segi akademik saja, ujar Martadi.
Ia sangat menyayangkan, bila masih ada pihak-pihak yang hanya mengacu pada nilai ujian nasional (UN) dalam melihat potensi siswa. Oleh karenanya, dia mengajak semua pihak agar lebih memahami potensi para siswa dari berbagai sudut pandang.
Saat ditanya soal pemerataan prestasi sekolah-sekolah di Surabaya, Martadi menyatakan bahwa secara geografis kawasan, memang sudah merata. Buktinya, semua wilayah terwakili dalam hal sekolah-sekolah berprestasi. Hanya saja, dari segi sekolah per sekolah, masih belum merata. Artinya, ada sekolah-sekolah tertentu yang memang masih minim prestasinya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Martadi memberikan masukan kepada Pemkot Surabaya agar sekolah-sekolah yang sarat prestasi diberikan tanggung jawab untuk membina sekolah-sekolah dengan prestasi minim, atau belum punya prestasi. Harapannya, dengan begitu jumlah sekolah berpretasi akan semakin merata dan bertambah banyak, tuturnya.
Sementara itu, Achmad Ainnur Hakim dan Achmad Rafi hadir diantara kerumunan ribuan pelajar berprestasi di Taman Surya, (04/1216). Sekilas penampilan kedua pelajar SMP Negeri 1 Surabaya itu tampak polos bahkan terkesan pendiam. Namun, siapa sangka dari tangan Achmad dan Rafi itu lahir robot penghias kue donut bernama chef.Robot tersebut mampu menyabet medali emas dalam ajang International Islamic School Robotic Olimpiade yang digelar di Lombok, Agustus lalu.
Selain Achmad dan Rafi, satu anggota tim lain yakni Satria Sabda Alam. Mereka bertiga merangkai chef selama lebih-kurang satu bulan. Achmad menuturkan, proses pembuatan chef bisa dibilang tidak gampang. Banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari problem kelangkaan suku cadang hingga program yang tidak berjalan maksimal.ungkap Martadi. (Trish)