Baca Juga : Kasus DBD di Sampang Meningkat, Ini Imbauan DPRD Jatim
Portaltiga.com - Kasus kecelakaan bus milik PO Ardiansyah di Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) harus menjadi pelajaran bersama Dushub Jatim dan pengelola terminal dan perusahaan bus yang ada di Jatim. Apalagi kasus kecelakaan yang mengakibatkan 14 orang warga Benowo Surabaya meninggal dunia dan 19 luka luka tersebut ada indikasi sopir pengganti yang mengemudikan bus tersebut menggunakan Narkoba sebelum mengemudikan bus tersebut. "Ini menjadi pelajaran untuk semua pihak agar melakukan tes Narkoba bagi sopir angkutan umum termasuk bus secara berkala," ujar wakil ketua DPRD Jatim Achmad Iskandar, Selasa (17/5/2022). Menurut Achnad Iskandar, Dinas Perhubungan dan kepolisian bisa terus melakukan kegiatan yang telah dilakukan selama angkutan lebaran kemarin dengan melakukan tes narkoba untuk supir bis di terminal terminal yang ada di Jatim. Tes Narkoba secara berkala ini penting agar nantinya tidak ada lagi sopir bus yang main-main dengan menggunakan Narkoba ketika melakukan aktifitasnya. "Tanggung jawab sopir memang berat. Mereka harus menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang ketika mengemudi. Kalau mereka menggunakan narkoba saat mengemudi ini cukup membahayakan penumpang," ungkapnya. "Apalagi peredaran narkoba di Jatim saat ini juga cukup memprihatinkan. Kalau tidak dicegah dengan tes berkala bagi supir maka tidak menutup kemungkinan para sopir juga berpotensi untuk memakai. Ini yang sangat membahayakan ketika mengemudi di jalan," lanjutnya. Politisi Partai Demokrat ini juga mengatakan tes narkoba secara berkala jangan hanya dilakukan di terminal saja. Tapi perusahaan transportasi yang menyediakan bus pariwisata serta truk truk angkutan barang dan kontainer, juga harus melakukan hal yang sama untuk sopirnya. "Kita harus bersama sama melakukan pencegahannya, jangan hanya dibebankan ke Dishub, kepolisian dan pengelola terminal. Tapi pihak swasta juga harus terliabat bersama. Kasus kecelakaan di jalan tol kemarin bisa menjadi contoh kasus kalau sopir bus pariwisata juga perlu tes narkoba secara berkala," pungkasnya. Sebelumnya di Polda Jatim Dirlantas Polda Jatim, Kombes Latief Usman mengungkap hasil tes urin pada Adhe Firmansyah, sopir cadangan bus PO Ardiansyah yang mengalami kecelakaan di Tol Surabaya-Mojokerto KM 712-400, dinyatakan positif mengonsumsi amphetamine, sementara sopir utama, Ahmad Ari Ardiyanto negatif. Ada indikasi pengemudi menggunakan narkotika jenis sabu, hasil dari tes urin sementara, ujar Latief di Mapolda Jatim, Selasa (17/05/22). Atas temuan ini, pihaknya segera berkoordinasi dengan Ditresnarkoba Polda Jatim untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna memastikan sopir benar menggunakan narkoba atau tidak. Karena berdasar pengakuan sopir, yang bersangkutan tidak memakai narkoba. Nah ini kita harus lebih mendalami bersama Ditres Narkoba Polda jatim, apakah memakai narkoba itu di mana, dan kapan, karena ada waktu selama perjalanan Surabaya-Wonosobo dan ke Yogyakarta, ada waktu berhenti, dan ada waktu 1 jam sopir ini tidak mengikuti acara di Dieng, jelasnya. Seperti diketahui, Senin (16/5) sebuah bus pariwisata milik PO Ardiansyah yang mengangkut rombongan warga asal Benowo, Surabaya menabrak sebuah Variable Message Sign (VMS) atau papan imbauan pada bahu jalan Tol Mojokerto-Surabaya KM 712. Bus bernomor polisi S 7322 UW diketahui membawa rombongan wisata dari Yogyakarta menuju Surabaya, kemudian mengalami kecelakaan nahas sekitar pukul 06.00 WIB. Bus tersebut diketahui membawa 33 orang penumpang, termasuk di dalamnya 2 sopir cadangan. Data Kepolisian Polda Jatim, seluruh korban telah berhasil diketahui identitasnya. Tercatat, sebanyak 14 korban dinyatakan meninggal dunia serta19 korban lainnya mengalami luka-luka dan Mereka kini mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, seluruh korban meninggal dunia telah dipulangkan ke rumah duka masing-masing dan telah dimakamkan. (ars/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.