Baca Juga : DPRD Surabaya Soroti APAR yang Tidak Layak Pakai di Command Center 112
Portaltiga.com - Komisi A menggelar rapat dengar pendapat (Hearing) secara daring terkait masalah jebolnya pipa PDAM akibat pembangunan Kampus UINSA di kawasan Gunung Anyar, Kec. Rungkut kota Surabaya Rapat itu, seyogyanya mengundang banyak pihak instansi terkait, seperti Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPKP CKTR), Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah dan Kepala Bagian Hukum serta Dirut PT Adhi Karya,Tbk. Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni mengatakan, seluruh instansi terkait menghadiri rapat tersebut. Namun sayangnya, pihak PT Adhi Karya tidak memenuhi undangan DPRD Surabaya. Sayangnya pihak PT Adhi Karya tidak bisa hadir. Semua pihak yang diundang hearing tadi bisa memenuhi undangan kami, kecuali PT Adhi Karya, ujar dia, Jumat (05/06/2020). Ketidakhadiran PT Adhi Karya ini menurut Thoni, pihaknya mengaku masih Husnudzan (berbaik sangka, red). Mengingat dimungkinkan akibat adanya pergantian Direksi dan Komisaris di tubuh PT Adhi Karya. Sehingga, pimpinan proyek yang mengerjakan UINSA pada hari ini tidak menghadiri undangan daring DPRD Surabaya. Kita akan mengundang kembali hal ini guna memastikan proses perijinannya sudah sampai dimana urus dan kenapa mereka mengerjakan proyek itu tanpa IMB, katanya. Rencananya Komisi A akan rescedul ulang dengan mengundang pihak PT Adhi Karya pada Senin depan (08/06). Kehadiran pihak Adhi Karya dibutuhkan dalam rapat tersebut guna memberikan penjelasan. Kenapa dibutuhkan? mengingat warga Gunung Anyar butuh kepastian dari pejelasan mereka (PT Adhi Karya), dan sudah sampai mana proses ijin yang telah diurus dan bagaimana kompensasi terhadap warga sekitar, kata Thoni. Diharapkan, PT Adhi Karya bisa menghadiri dalam undangan Komisi A. Bukan semata-mata untuk menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa jebolnya pipa PDAM. Juga soal tanggul yang ada di lokasi proyek yang dikerjakan Adhi Karya. Yang lebih penting adalah berilah ketaulandan, karena PT Adhi Karya ini BUMN bagaimana menjalin relasi dengan infaskruktur pemerintah yang lain agar masyarakat menilai bahwa BUMN adalah Indonesia, paparnya. Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Surabaya ini juga mengungkapkan, jika ketidakhadiran mereka, tidak ada pemberitauan sama sekali. Bahkan sambung Thoni, Sekretariat Dewan sudah menghubungi nomer pihak PT Adhi Karya, tetapi tidak tersambung. Kami berharap panggilan kedua nanti, PT Adhi Karya meluangkan waktu untuk bisa hadir, ujarnya. Kehadiran PT Adhi Karya ini sangat diharapkan dalam hearing berikutnya. Selain menjelaskan insiden pipa jebol yang merugikan masyarakat surabaya. Juga mengetahui proses izin dari pemerintah kota. Kami ingin tahu proses perizinan itu sudah berlangsung normal atau ada hambatan dari pemerintah kota ?, itulah fungsi kita mempertemukan semuanya sehinga menjadi terang benderang, urainya. Yang paling penting, menurut Fathoni, adalah karena jembatan komunikasi antara masyarakat gunung Anyar dengan PT Adhi Karya buntu dan pihaknya ingin membantu memfasilitasi pertemuan tersebut. Karena PT Adhi Karya sedang membangun kampus yang memegang nilai nilai luhur Tri Dharma Perguruan Tinggi, katanya. Sehingga, dengan adanya komunikasi yang baik, nantinya Kampus yang akan mencetak cendekiawan muslim itu tidak menimbulkan antipati masyarakat sekitar. Mengingat, kedepan, interaksi antara UINSA dengan warga sekitar tentu akan berkelanjutan. Untuk itu, Pihaknya meminta minta Dinas tanah dan bangunan juga hadir untuk mengecek apakah itu sudah masuk aset pemkot atau tidak, jangan sampai bermasalah hukum dikemudian hari. Saya pikir PT Adhi Karya harus gentleman untuk menghadiri (Hearing) berikutnya, pungkasnya. (tea/tea)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.