Baca Juga : GosuGamers Bareng GRID Jangkau Komunitas Game yang Belum Terjamah
Portaltiga.com - Tak jarang konflik antar manusia dan ular sering terjadi, seperti banyak ular yang masuk kepemukiman warga. Sebab itu, komunitas pecinta ular Ralu Jambee (Raja) siap memberi edukasi kepada masyarakat tentang seluk-beluk ular dan reptil lainnya. Menurut Boslan Tobing atau yang akrab disapa bang Ucok salah satu inisiator komunitas Raja, ular merupakan hewan yang menjadi penyeimbang ekosistem. Terjadinya konflik antara ular dan masyarakat karena semakin sedikitnya habitat mereka dan harus ada pihak yang meng edukasi masyarakat dan menjadi peredam konflik tersebut. Harus ada yang menengahi konflik antara manusia dan hewan liar seperti ular. Harus ada edukasi bagi masyarakat supaya mengerti apa yang harus dilalukan saat bertemu dan bersinggungan dengan hewan ini, terang Ucok, dalam rilis yang diterima redaksi, Kamis (21/5/2020). Saat berkumpul, komunitas ini seringkali mengadakan sharing seputar pengetahuan dasar berbagai jenis reptil, karakter dan penanganan saat di gigit. Komunitas Raja memiliki program rescue and release. Selama 24 jam komunitas ini membuka hotline untuk merescue ular (reptil) yang masuk kerumah warga yang ada di Kota Jambi secara gratis tanpa dipungut biaya. Kami memiliki program rescue and release dimana selama 24 jam kami membuka pengaduan apa bila ada ular atau reptil yang masuk kepemukiman warga. Saat itu pula tim kami berangkat untuk merescue ular atau reptil tersebut supaya tidak membahayakan ucap Ucok. Banyak ular dan reptil yang mereka rescue, dirawat terlebih dulu sebelum mereka lepas liarkan dan ada juga yang di serahkan ke pihak BKSDA Provinsi Jambi. Rata-rata ular yang kami tangkap terlebih dahulu kami rawat sebelum kami release atau lepas liarkan di hutan yang jauh dari pemukiman warga, untuk hewan apendix yang butuh penanganan khusus kami serahkan kepada teman-teman BKSDA, seperti Buaya Senyulong yang telah kami serah terimakan kemarin, tambah ucok. Komunitas ini mengedukasi warga supaya tetap menjaga kebersihan agar menghindari adanya tumpukan atau tempat lembab di sekitar rumah yang menjadi tempat benaungnya reptil di daerah pemukiman. Selain itu mereka membagikan cara membedakan antara ular berbisa dan ular pelilit serta penanganan apabila bertemu dengan kedua jenis ular tersebut. Kedepannya komunitas ini berharap dapat bersinergi dan bekerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk tetap terus menjalankan program edukasi, rescue dan rilis supaya meredam konflik serta menyeimbangkan ekosistem. (yudira lubis/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.