Ekbis

Harga Minyak Dunia Melemah

Baca Juga : Komisi B DPRD Jatim Desak Refocussing Anggaran Pemerintah untuk Stabilitas Pangan

Portaltiga.com - Harga minyak mentah dunia melemah pada akhir perdagangan Rabu (10/11/2021), waktu Amerika Serikat (AS). Penurunan terjadi saat pemerintah Negeri Paman Sam sedang mencari cara untuk mengurangi biaya energi di tengah lonjakan inflasi. Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari turun US$2,5 persen menjadi US$82,64 per barel. Penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember tergelincir 3,3 persen menjadi US$81,34 per barel. "Tidak diragukan lagi, ada lebih banyak tekanan pada pemerintah setelah angka inflasi hari ini," ujar Analis Price Futures Group Phil Flynn seperti dikutip Antara, Kamis (11/11/2021). Kemarin, AS merilis data inflasi konsumen sebesar 6,2 persen (yoy), tertinggi dalam 3 dekade. Kondisi ini dapat memacu Gedung Putih dan bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) untuk mengambil tindakan guna menekan kenaikan harga. Imbasnya, dolar menguat. Sebaliknya, harga minyak melemah mengingat sebagian besar ditransaksikan dalam dolar AS. Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menguat Tipis "Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa Fed mungkin harus kembali bertindak lebih agresif pada kenaikan suku bunga, sehingga membuat dolar menguat," ujar Flynn. Selain itu, minyak mentah berjangka Brent dan WTI merosot tajam pada akhir sesi usai pedagang menjual aset-aset berisiko, termasuk saham dan komoditas,. Pada saat yang sama, Presiden AS Joe Biden meminta Dewan Ekonomi Nasional untuk bekerja mengurangi biaya-biaya energi dan Komisi Perdagangan Federal untuk mendorong kembali manipulasi pasar di sektor energi demi menekan inflasi. "Komentar itu menyebabkan pasar melemah," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger di New York. Terpisah, persediaan minyak mentah AS naik 1 juta barel dalam sepekan terakhir, jauh dari perkiraan untuk peningkatan 2,1 juta dalam stok minyak mentah. Pelaku pasar memperkirakan harga minyak dapat terus naik dalam beberapa bulan mendatang. Namun, dalam Reuters Commodity Trading Summit, Kepala Eksekutif Mercuria Energy Trading menilai reli yang sedang berlangsung dapat memacu industri minyak serpih AS melepaskan 1 juta barel per hari yang akan mengimbangi permintaan. Sebelumnya, pasar minyak mengalami reli dalam beberapa hari terakhir di tengah ekspektasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) mempertahankan peningkatan produksi yang stabil. OPEC+ menolak seruan pemerintah AS untuk mempercepat peningkatan produksi. (cnn/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait