Intermezzo

Gawat,88 Warga Surabaya Gabung Gafatar

  portaltiga.com:Diam-diam warga Surabaya banyak yang terlibat dalam jaringan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Dari 515 eks anggota Gafatar di Jatim, 88 orang diantaranya berasal dari Surabaya. "Surabaya memang yang paling banyak anggota Gafatar. Jumlahnya ada 88 orang," kata Wakil Gubernur Jatim Saifullah, Jumat (23/1) Berdasar data yang diterima Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf, jumlah warga Jatim yang pernah gabung Gafatar sebanyak 515 orang. Dari jumlah tersebut, 315 orang diantaranya bermukim Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar). "Juga tercatat ada 10 orang eks Gafatar yang nikah dengan sesama Gafatar di Kalimantan," ujarnya. Dari jumlah ini, yang terbanyak adalah dari Surabaya sebanyak 88 orang. Kemudian Pasuruan 30 orang, Mojokerto 21 orang, Blitar 21 orang, Mojokerto 21 orang, Kediri 19 orang, Sidoarjo 17 orang, Jombang 16 orang, Gresik 14 orang, Malang 14 orang, Madiun 14 orang, Ponorogo 9 orang, Trenggalek 9 orang, Magetan 7 orang, Tuban 7 orang, Probolinggo 6 orang, Pacitan 3 orang, Lamongan 3 orang, Jember 2 orang, Ngajuk 1 orang dan Ngawi 1 orang. Saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim menunggu kedatangan 315 warga Jatim eks Gafatar dipulangkan oleh Pemprov Kalbar. Mereka akan diberangkatkan dari Kalimantan ke Jawa pada hari Jumat (22/1) besok dan akan tiba di Jawa melalui Pelabuhan Semarang pada hari Sabtu (23/1). Tiba di Surabaya nanti, mereka ditampung di Gedung Transit milik Disnakertrans Jatim. Seperti yang dilakukan terhadap pengungsi Syiah Sampang Madura, yang kini ditampung di Rumah Susun Jemundo, Sidoarjo. "Tapi ini juga masih dibicarakan bisa ditampung sementara di Asrama Haji Sukolilo," ujarnya. Menurut Gus Ipul, para eks Gafatar ini selanjutnya akan didata dan ditampung selama dua hari. Selanjutnya dikirim ke kabupaten/kota masing-masing untuk dilakukan pembinaan lebih lanjut dan dikembalikan ke rumahnya. "Yang pasti kita tidak ada penampungan, kita akan kembalikan ke daerah masing-masing paling lama 4 hari," tandasnya. Nantinya, eks-Gafatar itu akan diberi bimbingan dan pemahaman agama oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan organisasi agama lainnya. "Bagi yang muslim, kami minta MUI memberi pemahaman agama yang lebih menyeluruh kepada mereka. Bagi yang beragama lain juga kami sediakan tokoh-tokoh agama terbaik," tambah Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim Nadjib Hamid. (Bng)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait