Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
URL : https://portaltiga.com/baca-1494-musyawarah-mufakathalim-iskandar-kembali-pimpin-pkb-jatim
Politika
Musyawarah Mufakat,Halim Iskandar Kembali Pimpin PKB Jatim
Portaltiga.com: Halim Iskandar tak perlu susah payah untuk menduduki kembali kursi Ketua Umum DPW PKB Jatim. Secara aklamasi, Halim Iskandar terpilih menjadi ketua umum DPW PKB Jatim periode 2016-2021 dalam Muswil ke-4 DPW PKB Jatim di Hotel Shangri-la, Surabaya, Minggu (27/11).
Gus Halim-panggilan akrabnya-terpilih secara musyawarah mufakat lantaran dalam rapat pleno laporan pertanggungjawaban (LPj) bisa diterima oleh seluruh peserta Muswil. Bahkan dalam tanggapan LPj seluruh cabang juga menginginkan Gus Halim kembali memimpin PKB Jatim.
"Sebagai kader partai, tidak seyogyanya menolak keputusan partai, baik bersumber dari permusyawaratan para pimpinan DPC PKB maupun yang bersumber dari intruksi DPP," kata Gus Halim saat memberikan pernyataan kesediaan dipilih kembali di hadapan peserta Muswil.
Sebelum pemilihan ketua dewan tanfidz DPW PKB Jatim, Muswil juga melaksanakan pemilihan ketua dewan syuro DPW PKB periode 2016-2020. Yang menarik, KH Abdus Salam Mujib selaku ketua dewan syuro PKB Jatim periode 2011-2016 menolak untuk dicalonkan kembali karena ingin fokus membesarkan pondok pesantren yang dipimpimnya.
Sebagai penggantinya, peserta Muswil akhirnya bersepakat menunjuk KH Muhsin Ghozali pemangku Ponpes Al Ghozali Tulungagung sebagai ketua dewan syuro DPW PKB Jatim periode 2016-2021. "Saya ketiban sampur," ujar KH Muhsin Ghozali.
Pasca terpilih, kiai Muhsin berharap apa yang sudah dicapai oleh PKB Jatim minimal bisa dipertahankan bahkan kalau perlu disempurnakan. Selain itu, dia juga akan mendorong PKB lebih mengintensifkan pendekatan dengan NU.
Pendekatan itu, tidak hanya dalam rangka minta masukan terkait pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) di tingkat nasional maupun pembahasan Raperda di tingkat provinsi atau kabupaten/kota.
"PKB itu banom terselubung di NU yang fokus dalam hal politik. Sedangkan NU lebih banyak menggarap bidang keumatan. Makanya kalau menyangkut persoalan keumatan, PKB harus satu suara dengan NU. Sebaliknya untuk masalah politik, PKB akan menjadi garda depan memperjuangkan politik Islam ala Ahlussunah wal Jamaah," jelasnya. (Bmw)
