Baca Juga : Silampukau Rilis Single Bertema Maritim
Portaltiga.com - Proses kepenulisan Kharis Junandharu juga telah teruji. Dia begitu istiqomah menulis cerita pendek. Ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum Silampukau terbentuk. Banyak buku yang dilahapnya untuk memperkaya referensi. Banyak prosais luar negeri yang mempengaruhi karya-karya Kharis. Cerita pendeknya pun beberapa kali dimuat di Jurnal Cerpen. Seni baginya adalah pilihan hidup. Idealismenya yang membuat proses menulis lirik-lirik Silampukau sangat lama dan beberapa kali mengalami revisi. Kharis kerap kali menyodorkan lirik-lirik itu kepada temannya. Dia begitu terbuka terhadap kritik dan sangat suka berdiskusi. [caption id="attachment_12026" align="aligncenter" width="604"] Kharis bersama penyair Afrizal Malna dan teman-teman Unair, seusai berdiskusi.[/caption] "Dia memang orang suka berdiskusi. Saya masih ingat, dia membawa selembar kertas. Aku kira cerpen, ternyata isinya lirik yang baru ditulis. Dia selalu minta dikomentari. Kalau langsung dipuji, Kharis selalu kesal," kenang Suryadi Kusniawan dosen Universitas Ciputra Surabaya yang juga kawan sekampus Kharis. Ada yang menggelitik dari pengakuan Kharis di blog pribadinya. Tulisan ini diposting pada September 2015. Di blog pribadinya http://screenling.blogspot.co.id, ia menuangkan tulisan-tulisannya. "Rasanya saya tidak pernah benar-benar serius berusaha menjadi prosais. Mungkin itulah mengapa saya masih bisa jatuh cinta pada prosa. Musik, bagaimana pun, kadang terasa sebagai sebuah kutukan yang harus saya tanggung dengan penuh nelangsa. Puisi mengajarkan pada kita bagaimana cara berbohong dengan indah. Prosa mengajarkan pada kita bagaimana berbohong dengan meyakinkan." Lalu apa komentar Kharis? "Wis talah rek, saiki wayahe ngopi. Mumpung ga ngamen (perform). Terserah mau komentar apa. Mending ngobrol liane ae cuuuukkk," ucap cowok berkaca mata ini sambil mengisap sebatang rokok Djie Sam Soe. Teman-temannya hanya tertawa terpingkal karena berhasil membuat Kharis kesal. Kini harapan Silampukau, seperti yang tertuang dalam lagu Doa 1 , menjelma nyata. Dan inilah nyanyianku. Semoga mama belum tua saat aku mencapainya. Duh Gusti, aku kesasar di jalur indie. Terima sablon kaos dan kadang gantungan kunci. Musisi, Gusti, musisi, bukan jadi penjaga distro kayak gini. (abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.