Baca Juga : 120 Anggota DPRD Jatim 2024-2029 'Diospek', Ingat Pesan Sekjen Kemendagri Ini
Portaltiga.com - Komisi C DPRD Jawa Timur akan mempertimbangkan usulan penambahan modal bagi bank UMKM Jatim agar bisa meningkatkan pemberian fasilitas kredit di sektor pertanian. Peningkatan kredit bagi para petani itu sangat penting untuk menurunkan angka kemiskinan di Jatim yang cukup tinggi. "Peran dari Bank UMKM di sektor pertanian harus lebih meningkat. Karena kita tahu pertumbuhan ekonomi di Jatim lebih besar dari nasional, tetapi kemiskinan lebih tinggi dari nasional dan mayoritas di sektor pertanian," kata ketua komisi C DPRD Jatim Muhammad Fawaid usai pertemuan dengan Bank UMKM Jatim pada Jumat (24/1/2020). Menurut Fawaid, ada beberapa skema penambahan modal yang bisa dilakukan untuk bank UMKM Jatim. Diantaranya adalah penyertaan modal, lol agrement, skema lanked atau bentuk kerjasama lainnya seperti dengan Bank Jatim. Selain mendorong turunnya angka kemiskinan, pemberian kredit bagi petani itu juga dirasa menguntungkan, karena resiko gagal bayar yang cukup rendah. "Memang Bank UMKM pada tahun ini sudah berhasil menurunkan NPL yang begitu tinggi dari 15 menjadi tujuh. Dan mereka berjanji dalam semester ini bisa menurunkan NPL menjadi lima. Yang menarik dari NPL itu yang paling kecil adalah sektor pertanian," tambah politisi Partai Gerindra itu. BACA JUGA: Komisi C Dorong Sinergitas Antar-BUMD Ditingkatkan Dalam kesempatan itu, Fawaid juga mempertanyakan strategi yang akan dilakukan oleh jajaran direksi bank UMKM Jatim untuk menurunkan nilai NPL di bawah lima persen pada tahun 2020 mendatang. "Kami di komisi C memang sepakat bahwa bank UMKM mendapatkan perhatian yang paling besar, kami akan berusaha mencarikan tambahan permodalan. Tapi kalau saya melihat rasio keuangannya kok seperti ini, masalahnya apa. Terus target NPL ditargetkan dibawah lima persen strateginya seperti apa," katanya lagi. Anggota komisi C DPRD Jawa Timur Agung Supriyanto berharap agar bank UMKM Jatim meningkatkan kinerjanya, sehingga target NPL dibawah lima persen pada tahun 2020 bisa tercapai. Dia berharap, temuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 lalu bisa segera diperbaiki, sehingga bisa menumbuhkan kepercayaan anggota dewan untuk memperjuangkan penambahan modal. "Kami berharap agar yakinkan komisi C, maka kami akan menjadi panglima menyampaikan dan meyakinkan agar penambahan modal itu bisa terelisasi," katanya. Sementara itu, Direktur Bank UMKM Jatim Yudi Wahyu Maharani mengklaim pada tahun 2020, kredit fiktif di Bank UMKM Jatim bisa dihilangkan. Menurut dia, pembenahan SDM yang dilakukan mulai tahun 2019 telah menurunkan resiko fraud pada bank plat merah tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan rotasi dan penyegaran terhadap jajaran direksi di beberapa cabang, sehingga angka kredit fiktif bisa diminimalisir. "Kita sudah tidak mau lagi ada kredit fiktif. Karena SDM kita rotasi, kalau tidak diputer maka masalah tidak kelihatan," katanya. (wan/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.