Komisi E DPRD Jatim Minta Dinsos dan Dindik Ikut Tangani ODHA

Baca Juga : Kasus DBD di Sampang Meningkat, Ini Imbauan DPRD Jatim

Portaltiga.com - Pemprov Jatim diminta memberikan perhatian lebih terkait penderita HIV/AIDS. Pasalnya, saat ini Jatim menduduki posisi 3 besar jumlah orang HIV/AIDS atau ODHA dengan jumlah penderita mencapai 9.652 orang. Ironisnya para penderita ini kebanyak adalah dari kalangan menengah kebawah, dan parahnya lagi yang jadi korban adalah anak anak. Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi E Hikmah Bafaqih saat memimpin kunjungan kerja komisi bidang kesra ini ke RS Syaiful Anwar (RSAA) Malang, Jumat (24/1/2020). Diterangkan, dari data yang ada banyak anak yang jadi korban akibat orang tuanya terpapar HIV AIDS. Sebab awalnya mereka bukan masuk katagori orang miskin, karena penyakit itu mereka harus berobat, maka habislah uangnya, maka akhirnya masuk katagori miskin. "Dampaknya anak-anak ikut menanggung kemiskinan itu. belum lagi kalau orang tuanya tidak tertolong, akhirnya anak anak itu terlantar," kata poitisi perempuan asal PKB ini. Untuk itu, kata Hikmah, persoalan ODHA ini tidak lagi hanya menjadi urusan Dinas Kesehatan, tapi juga menjadi bagian kerja dari Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan. "Untuk itu kami akan undang berdialog kedua OPD ini untuk membicarakan agar dampak secara sosial bisa tertangani, dan edukasi kepada masyarakat tentang ODHA ini bisa tersampaikan. Kita akan bicarakan anggaran yang harus disiapkan akan mereka para ODHA ini tertolong, terutama mereka yang merupakan ODHA miskin, dan mereka yang dibuang oleh keluarga karena malu. kita akan buat semacam shalter begitu untuk menampung mereka. Kami lihat dinsos kan banyak tuh bangunan bangunan untuk panti," papar Hikmah. Ia juga mengingatkan masyarakat agar menjauhi gaya sex bebas dengan setia pada psagan dan mengunakan kondom untuk prilaku sex yang berisiko. Sementara itu, Benjamin Kristianto membenarkan prilaku ini makin memperparah keadaan, ironisnya kebanyakan adalah dari kalangan menengah ke bawah. "Dengan penghasilan yang pas-pasan mereka malah ikut bergaya seks bebas yang justru membahayakan. penyakitnya dibawa ke rumah, istrinya tertular anak anak yang jadi korban akibat kondisi ini. Makanya saya dulu tidak setuju lokalisasi di hilangkan. sebab ketika markasnya di serang, penghuninya semburat berpencar dan bikin penularan tak terdeteksi," ungkapnya Dalam kunker yang dihadiri hampir seluruh aggota komisi E ini, Kadinkes Jatim Herlin Feliana mengaku bahwa kondisi merah HIV ini perlu langkah langkah khusus, Makanya beberapa rumah sakit milik Pemprov punya fasilitas untuk HIV/AIDS. "Rumah sakit Syaiful Anwar Malang ini contohnya," kata Herlin. (abd/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru