Baca Juga : Khofifah-Emil Terima Platinum Award dari Duta Besar Inggris
Portaltiga.com - Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia, Rabu (11/9/2019). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memiliki kenangan tersendiri bersama Presiden RI ke-3 tersebut. Tahun 1993 Khofifah masih menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia mengaku mendapat kesempatan untuk ikut membahas Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) bersama Habibie. Di bawah kepemimpinan Presiden RI ke-2 Soeharto, Khofifah juga mendapat kepercayaan untuk membahas Repelita dengan Habibie tahun 1998. "Kebetulan berkesampatan membahas Repelita di tahun 1993. Berkesempatan membahas Repelita tahun 1998," ujar Khofifah saat memberi keterangan pers di Grahadi, Surabaya, Rabu (11/9/2019) malam. Dalam pembahasan dan berdiskusi soal Repelita, bekas Menteri Sosial periode 2014-2018 itu mendapat banyak masuk yang positif dan bermanfaat. Khofifah merasakan pemikiran yang disampaikan Habibie, tidak hanya mengenalkan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Tetapi juga membangun manusia seutuhnya melalui paradigma iman dan taqwa (imtaq), serta ilmu pengetahuan teknologi (iptek) bagi masyarakat. "Berkesempatan berdiskusi membahas beberapa hal pada saat itu. Saya menangkap Pak Habibie memiliki pemikiran out the box dari segala banyak hal. Tapi membangun paradigma imtaq dan iptek," tuturnya. Wanita berusia 54 tahun ini menilai imtaq dan iptek merupakan satu filosofi yang sangat mendalam dan harus menyatu pada diri bangsa dan warga negara Indonesia. Artinya, kata dia, ruh keimanan dan ketaqwaan harus ada pada ruh seluruh warga. "Memang menerapkan tidak mudah, tetapi itulah sebetulnya integrated education system yang bisa dibangun segala lini pendidikan," ucapnya. Jiwa besar yang dimiliki Habibie untuk mengabdikan ilmunya hingga mengantarkan Indonesia sukses dalam bidang teknologi, diwujudkan ketika Soeharto meminta Habibie menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek). "Kebesaran luar biasa, begitu sukses yang ditorehkan, didedikasikan buat negeri, bagaimana seorang Pak Harto meminta Habibie menjadi Menristek pada saat itu. Karena Pak Harto ingin memberikan pengabdian keilmuan," kata dia. Jiwa besar Habibie, kata Khofifah, juga ditunjukkan saat melaporkan pertanggungjawaban dalam Sidang Istimewa MPR pada 1999. Ketegaran dan sikap tidak menyurutkan dedikasi pengabdian untuk bangsa sejatinya tetap dilakukan. "Pak Habibie adalah salah referensi keteladanan seluruh warga bangsa ada pada diri Habibie. Beliau juga salah satu referensi tokoh nasional," kata Khofifah. (tgr/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.