Baca Juga : Harkannas ke-6 2019, Arumi Bachsin Anjurkan Membangun Budaya Konsumsi Ikan
Portaltiga.com - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur, Arumi Bachsin mengajak masyarakat untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif di era industri 4.0, dengan cara mencintai produk dan kearifan lokal, serta berkreasi untuk menciptakan karya berkualitas berdasarkan kearifan lokal tersebut. Tujuannya, kita bisa menjadi pelaku dan pemenang, serta turut berkontribusi dalam berkembangnya ekonomi di kabupaten sendiri, bukan hanya jadi penonton, tegas Ketua Dekranasda Arumi saat pembukaan Sepasar Ing Kabupaten Madiun, Pagelaran Budaya dan Pasar Rakyat (SPASMA) di alun-alun Kab. Madiun, Kamis (18/7/2019) malam. Arumi mengatakan, mencintai dan berkarya menciptakan produk dari kearifan lokal ini adalah kunci kemajuan dari ekonomi daerah. Sebab, masing-masing daerah tentu memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing, yang dapat menjadi daya jual tinggi jika dikemas dan dipromosikan dengan baik. Apalagi sekarang eranya serba digital. Sebelumnya, Ketua Dekranasda Jatim, Arumi Bachsin dengan didampingi Ketua Dekranasda Kab. Madiun, Penta Lianawati Ahmad Dawami berkesempatan meresmikan Galeri Dekaranasda Kab. Madiun yang terletak di Kantor Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kab. Madiun. Peresmian galeri Dekranasda ini disambut baik oleh Arumi, menurutnya, potensi produk-produk kerajinan Kab. Madiun sangat luar biasa dan variatif. Mulai dari makanan, furniture, tekstil, batik, dan kerajinan tas, serta lainnya. Ini semua bagus sekali, semua produk ini ada pasarnya, dan semua ada tekniknya. Tentu kita harus bekerja sama, kami yang di provinsi berusaha dengan segenap kemampuan kami untuk bisa bekerja bersama untuk mencapai cita-cita kita bersama, katanya. Lebih lanjut Arumi berpesan kepada Kepala Disperindag dan Usaha Mikro, serta Ketua Dekranasda Kab. Madiun untuk terus membimbing, membina, dan mengawal para pengrajin agar terus bersemangat menciptakan produk serta karya yang berdasarkan kearifan lokal ini. Mereka ujung tombak dari penerus kebudayaan kita, sebab tanpa adanya pengrajin yang masih mau membuat batik ini, ngapunten (mohon maaf, Red), bisa-bisa nanti semua komoditas itu dikuasai oleh asing. Sebab, kita bisa melihat di toko-toko bahan, banyak yang berasal dari luar negeri, lanjutnya. Menurutnya, banyaknya produk luar negeri tersebut karena dari orang asing bisa menangkap potensi dan menghargai kearifan lokal. Hal ini harus menjadi perhatian seluruh pihak, agar jangan sampai kecolongan. Ditambahkannya, masyarakat, khususnya pengerajin tidak perlu khawatir tentang pangsa pasar. Sebab hadirnya teknologi di era industri 4.0 makin mempermudah seseorang untuk memasarkan produk maupun karyanya, dengan memanfaatkan media online, atau media sosial, seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lainnya. Jadi anda memiliki kesempatan yang sama dengan orang yang tinggal di Jakarta, atau Surabaya. Anda bisa memasarkan produk dan karya dengan kesempatan yang sama seperti orang lain di seluruh Indonesia. Ingat, apapun produknya, pasti ada marketnya, kami siap membantu asalkan anda mau berjuang dan bekerjasama. Itu adalah kunci kemajuan, tambahnya. Jadi jangan sampai hal-hal tersebut dikuasai oleh orang lain kita harus jadi raja di negeri kita sendiri, itu intinya, tegas Arumi sembari menambahkan, disamping menghargai kearifan lokal, juga harus mengikuti perkembangan jaman dan mengkolaborasikannya dengan nilai-nilai budaya yang sudah ada.(fey/fey)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.