Baca Juga : Unicef Serukan Kesadaran Global Hak Anak
Portaltiga.com Menyongsong era Society 5.0, UNICEF membuat gebrakan dengan memperkenalkan gerakan baru yang diberi label Invest. Gerakan ini untuk mengakomodir para filantrofis muda dan generasi milenial yang ingin ikut berkontribusi langsung menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia, dengan cara melakukan sedekah posting. Gerakan ini menurut Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa, Arie Rukmantara, salah satu upaya mengajak generasi milenial melakukan aksi nyata, peduli dengan nasib anak-anak Indonesia sehingga dampak dari aksi itu dapat dirasakan langsung saat ini juga. Caranya bisa dengan setiap hari menyisihkan sedikit waktu memposting konten-konten kampanye positif tentang anak-anak Indonesia. Seperti misalnya #StopBullying, #ImunisasiBisa, #SayangiAnakIndonesia. Atau bisa juga posting foto-foto yang mengabarkan kondisi anak-anak di sekitar kita yang butuh perhatian segera, ujar Arie Rukmantara, di sela acara kolaborasi Society 5.0 di XXI Lounge Ciputra World Surabaya, Rabu (19/6/2019). Gerakan sedekah posting ini melibatkan kelompok-kelompok muda kreatif di Kota Surabaya, diantaranya @ExploreSurabaya, Jasa Cipta Kreasi (JCK) Enterprise, dan GoodNewsfromIndonesia. Dengan sedekah posting dari generasi milenial ini, semua masyarakat diajak untuk berkontribusi dalam gerakan investasi pada anak. Anak merupakan investasi terbesar bagi semua orang. Mereka mulai saat ini harus dipastikan aman dan memiliki masa depan yang terjamin, agar nasib bangsa ini di masa depan juga terjaga dengan baik, terang Arie Rukmantara. Sedekah posting yang non tunai ini menurut Arie Rukmantara, tidak kalah penting kontribusinya dibandingkan dengan kontribusi secara tunai. Dengan memposting foto kondisi anak-anak di sekitar sehingga menjadi viral, maka akan segera ada tindakan dari pihak berwenang. Postingan yang viral di dunia maya dan menadapat Like bait tinggi menurut Arie, bisa diajukan oleh Unicef kepada pengelola media sosial tersebut, seperti Facebook, Instagram, Twitter, atau apapun untuk kemudian diberi kompensasi khusus. Sebelumnya UNICEF berpartner dengan Bill & Melinda Gates Foundation, WHO, Gavi dan The Vaccine Alliance dalam gerakan mensukseskan imunisasi anak-anak di dunia. Bill & Mellinda Gates Foundation memberikan kontribusi USD $1 untuk setiap Like maupun share hastag #VaccinesWork selama bulan April 2019, untuk memastikan setiap anak-anak di dunia terselamatkan nyawanya dengan memperoleh imunisasi. Hastag #VaccinesWork dishare dan di-Like hingga tembus 1 juta, sehingga UNICEF memperoleh donasi sebesar USD $1 juta. Bisa dibayangkan jika itu postingan anda dan yang me-Like postingan atau share postingan mencapai satu juta orang, maka secara tidak langsung anda telah menyumbang USD$ 1 juta untuk memperbaiki kualitas anak-anak ini, ungkap Arie Rukmantara. Alasan program ini dilaunching di Surabaya, karena Kota Surabaya sudah masuk kategori Kota Layak Anak (KLA). Namun demikian, Kota Pahlawan ini masih tetap menjadi perhatian, lantaran angka kekerasan terhadap anak di Kota Surabaya ini tercatat masih paling tinggi dari wilayah lain di Jawa Timur. Berdasarkan data Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, kasus kekerasan terhadap anak di Kota Surabaya selama tahun 2018, tercatat paling tinggi jika dibandingkan dengan 36 kota/kabupaten lainnya di Jawa Timur. Meskipun terjadi penurunan sekitar 10 persen kasus kekerasan terhadap anak di Jatim selama tahun 2018, namun angka kekekrasan anak di Kota Surabaya masih tinggi. Menurut data LPA, 10 kabupaten/kota di Jatim yang tingkat kekerasan terhadap anak masih tinggi adalah Surabaya (132 kasus), Mojokerto (25 kasus), Jombang (20 kasus), Gresik (20 kasus), Malang (17 kasus), Blitar (12 kasus), Sidoarjo (12 kasus), Pasuruan (11 kasus), Bangkalan (8 kasus) dan Lamongan (8 kasus). Adapun lokasi kejadian kekerasan tersebut diantaranya terjadi di rumah (130 kali), jalanan (58 kali), tidak disebutkan (52 kali), lahan kosong (43 kali) dan sekolah (27 kali). Dengan cara yang sederhana itu, seseorang sudah bisa memberikan kontribusi dalam menyelamatkan banyak anak di Indonesia, termasuk mengawalnya. Arie melanjutkan, cara ini juga menyempurnakan sistem perlindungan anak di Indonesia. Termasuk bullying yang tidak ada kategorinya. "Fenomena bullying ini seperti gunung es, kejadian tidak terlaporkan mungkin lebih besar lagi," jelas Arie. Dengan sedekah posting, maka ada upaya lainnya berupa psychologically and mentally unhealthy yang bisa dilakukan. "Kita sudah masuk dalam era percepatan yang begitu luas. Sehingga kontribusi yang diberikan ke UNICEF tak hanya wujud cash saja, tapi juga sebuah gerakan baik yang dilakukan banyak orang lewat media sosial," katanya. (yon/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.