Baca Juga : AHY Tak Mau Insiden 894 Korban Jiwa Petugas Pemilu 2019 Terulang
Portaltiga.com - Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti memberikan dukungan terhadap warning yang disampaikan oleh mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono tentang adanya potensi perpecahan bangsa akibat konflik ideologi yang menumpang dalam hajat Pilpres 2019 ini. Penegasan itu disampaikan La Nyalla kepada media di Surabaya, Kamis (28/3/2019). Dikatakan La Nyalla, rumusan Pancasila sudah final dan terbukti mampu mengakomodasi semua kepentingan bangsa Indonesia yang berlatar sangat bhineka. Semua agama yang ada di Indonesia, termasuk Islam, telah terakomodasi di dalam falsafah dan sila-sila Pancasila. Jadi kita musti waspada terhadap adanya agenda-agenda terselubung untuk mengoreksi Pancasila dan menerapkan sistem yang lain di Indonesia. Saya pikir saya setuju dengan peringatan yang disampaikan Pak Hendropriyono itu, urai calon anggota DPD RI dari dapil Jawa Timur itu. Seperti diberitakan sebelumnya, Hendropriyono mengingatkan bahwa pemilu serentak 17 April 2019 mendatang berbeda dengan Pemilu sebelumnya. Menurut dia, pertarungan Pemilu sekarang ini adalah dua ideologi berbeda. "Pemilu kali ini yang berhadap-hadapan bukan saja hanya subjeknya. Orang yang berhadapan bukan hanya kubu, dari Pak Jokowi dan kubu dari Pak Prabowo, tapi antara ideologi Pancasila berhadapan dengan ideologi khilafah," kata Hendropriyono di Gedung Pertemuan Kesatrian Soekarno Hatta, BIN, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (28/3/2019). Oleh sebab itu Hendropriyono juga meminta masyarakat harus mulai menentukan pilihan dan memahami calon pemimpin yang hendak dipilih pada Pemilu 2019. "Yang berhadap-hadapan adalah ideologi Pancasila berhadapan dengan ideologi khilafah. Tinggal pilih yang mana. Rakyat harus jelas mengerti. Bahwa dia harus memilih yang bisa membikin dia selamat," ujar dia. Hendropriyono juga menjelaskan bahwa, selama ini ideologi Pancasila telah membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya. Namun, dengan adanya ideologi khilafah yang sekarang ini sedang marak, masyarakat pun harus lebih memahami apa yang benar-benar menjadi pilihannya. Karena ideologi khilafah sendiri sudah tidak berfungsi sejak abad ke-13, tepatnya sejak tahun 1258. Menurut Hendropriyono, negara-negara Islam dan Arab sekalipun lebih memilih tata negara kerajaan. "Tidak ada lagi yang memilih khilafah ini. Karena juga secara resmi sudah tidak diikuti, dibubarkan. Itu 1924. Masa sekarang mau ke sana. Jangan coba-coba. Kita tahu apa yang terjadi di Suriah dan Iraq adalah karena coba-coba, jadi tolong jangan salah pilih. Saya tidak nakut-nakutin," tambahnya. Hendropriyono mengimbau agar masyarakat benar-benar yakin dengan pilihan yang dianggapnya sebagai yang terbaik. Karenanya, golput pun sebaiknya dihindari. (ars/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.