Baca Juga : Kreativitas Tanpa Batas di Milad SD Muhammadiyah 18 Surabaya
Portaltiga.com - Kenjeran Surabaya dikenal dengan sebutan kampung nelayan dan berbagai hasil olahan sumber daya lautnya. Ada kerupuk, makanan bahkan kerajinan tangan. Kesempatan untuk belajar dan mengenal lebih jauh tentang proses pengolahan kerupuk terung dan pembuatan kerajinan tangan dari kerang-kerang kecil ini tidak dilewatkan oleh 93 siswa kelas 4 SD Muhammadiyah 18 Surabaya. Mereka datang mengikuti kegiatan Pembelajaran Luar Kelas (PLK) dengan mengikuti serangkaian tour di daerah Jembatan Surabaya, membuat souvenir dari kerang dan melihat pengolahan pembuatan kerupuk terung ini yang lokasinya dekat dengan SD Bahari Muhammadiyah 9 Surabaya cukup dengan membayar Rp 25.000 per orang, Kamis (14/2/2019). Tiba di SD Bahari, siswa diajak berjalan-jalan sebentar menuju jembatan Surabaya. Mereka dikenalkan dengan beberapa aktivitas masyarakat di sekitar pantai, salah satunya mencari ikan hingga ke Madura. "Awalnya terasa capek dan haus, tapi sangat menyenangkan ustadzah. Kami juga sempat berfoto bersama," ujar Dzakky Adi Pramono Saptomo, dengan cepat meneguk sebotol minuman dingin. Seluruh siswa juga membuat souvenir berupa bros dari kerang. Anisa Zaskia Almavira, mengaku alat dan bahan untuk membuat bros dari kerang mudah didapatkan. Ada lem, peniti/pin, kerang dan alasnya. "Saat proses pembuatan bros ini, teman yang laki-laki kayak lagi lomba gitu siapa yang paling bagus Ust, jadi mereka tiba-tiba serius banget pas lagi nempelin kerangnya" imbuhnya. A'Ida Fitriyati SPd selaku ketua pelaksana PLK ini menyampaikan kegiatan ini tentunya dengan harapan agar siswa mampu memanfaatkan hal-hal yang masih memiliki nilai fungsi yang tinggi, sebagai salah satu contoh memanfaatkan limbah cangkang kerang dan menjadikannya sebagai salah satu kerajinan tangan yang unik serta bernilai tinggi. Seusai membuat kerajinan tangan dari kerang, siswa diajak mengunjungi salah satu rumah nelayan yang ada di kampung Nelayan. Disana, mereka tidak hanya melihat proses pengolahan kerupuk terung tetapi juga ikut membelah terung dengan ukuran yang cukup besar dan mengeluarkan bagian dalamnya. Namun sangat disayangkan, cuaca tidak mendukung untuk proses penjemuran, sehingga siswa tidak dapat melihat proses penggorengan dan pengemasan kerupuk ini. "Siswa tidak merasa jijik, bau ataupun kotor. Mereka sangat antusias dan semangat. Bahkan diantara mereka ada yang membelah dan mengeluarkan isi terung kurang lebih sejumlah 5 buah lebih tanpa alat bantu," imbuhnya. (mitha/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.