Baca Juga : DPRD Surabaya Soroti APAR yang Tidak Layak Pakai di Command Center 112
Portaltiga.com - Musholla bernama Langgar Dhuwur yang terletak di Lawang Seketeng Gang 6 RT 6 RW 15 Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Kota Surabaya ini memang terbilang unik dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Bagaimana tidak, Musholla yang berdiri sejak 1893 ini telah melewati zaman penjajahan Belanda dan hingga kini masih utuh berdiri. Ketua RW, Machmud menerangkan, selain bangunan Musholla yang masih original atau belum pernah mengalami perubahan bentuk sejak didirikan, di Musholla ini juga memiliki beberapa peninggalan bersejarah. "Di langgar ini banyak bukti berupa benda yang pertama Qur'an tulisan tangan bersampul kulit dengan logo VOC yang ada di setiap lembar kertasnya, dan juga ada tombak pusaka dan lumpang batu," terang Machmud saat ditemui tim Portaltiga.com, Kamis (11/10/2018). Machmud juga menjelaskan, meskipun telah berusia ratusan tahun, bangunan bersejarah ini juga masih tetap digunakan untuk ibadah warga sekitar. "Masih digunakan untuk ibadah, baik salat ataupun dan lain-lainnya lebih-lebih di bulan Ramadhan," jelas Machmud. Machmud yang merupakan pria kelahiran daerah itu berharap, jika nantinya Langgar Dhuwur menjadi bangunan cagar budaya, tidak boleh ada bangunan yang berubah, mengingat setiap bagian dari Mushalla ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Senada dengan Machmud, Lurah Peneleh, Muhammad Khusnul Amin mengungkap, Wilayah Peneleh perlu dijadikan kawasan cagar budaya mengingat banyaknya peninggalan bersejarah yang ada di wilayahnya. "Di Peneleh ini banyak sekali sejarah yang belum terungkap, Ada masa Kecilnya Soekarno, ada HOS Tjokroaminoto, ada Roeslan Abdul Ghani, dan ada masa kecil Bung Tomo," jelasnya. Untuk menjadi kawasan cagar budaya, Ia pun telah berusaha dengan mengirimkan proposal kepada Pemkot Surabaya. "Harapan kami supaya masuk cagar budaya Kawasan Bersejarah," katanya. Sementara itu, Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Budi Leksono yang melakukan sidak terhadap Langgar Dhuwur mengungkap bahwa setelah dirinya melihat langsung bangunan Langgar Dhuwur ia menilai bangunan Langgar Dhuwur perlu diperhatikan masalah perawatan dan pelestarian. "Memang harus butuh perhatian dari Pemkot Surabaya dalam hal perawatan atau pelestarian agar jangan sampai punah," jelas budi. Ketika Budi melihat berbagai peninggalan yang ada di Langgar Dhuwur, ia menginginkan nantinya ada kajian-kajian yang semakin mengkuatkan jika bangunan ini penuh dengan peninggalan bersejarah. "Ini butuh kajian-kajian dari tim ahli cagar budaya," kata Budi. "Tapi setidaknya ini upaya kita nanti akan saya sampaikan di rapat dewan karena banyak sekali tempat-tempat yang berharap untuk dijadikan cagar budaya," tambah Budi. (tea/tea)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.