Baca Juga : Tim Risma - Gus Hans Laporkan Anomali Pilkada Jatim ke MK
Portaltiga.com - Provinsi Jawa Timur masuk dalam wilayah tertinggi kategori korban penyalahgunaan narkoba. Masalah ini turut menjadi perhatian calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Hari ini, Senin (26/2/2018), wanita yang juga mantan Kepala BKKBN ini mengunjungi salah satu tempat rehabilitasi sosial dan narkoba, di Yayasan Bambu Nusantara, Madiun. Di tempat tersebut, terdapat lebih dari 20 anak yang direhabilitasi sosial lantaran menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Kebanyakan anak-anak yang direhab adalah masih usia pelajar sekolah menengah atas. "Kebanyakan mereka yang direhab di sini, mulanya pakai alkohol, lalu beralih ke narkoba jenis sabu-sabu," kata Ketua Yayasan Bambu Nusantara Titik Sugiharti. Dalam proses rehab, anak-anak di yayasan ini diajarkan untuk melakukan kegiatan yang lebih positif. Serta dengan pendekatan religius. "Di sini adalah psikolog dan juga tim outreach yang menangani anak-anak di yayasan selama rehabilitasi," katanya. Dalan kesempatan itu, Khofifah menyempatkan diri untuk diskusi langsung dengan anak-anak korban penyalahgunaan narkoba. Rata-rata yang ditanyai Khofifah adalah masih pelajar SMK, mereka mulanya kenal narkoba karena dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka biasa bermain. "Yang agamanya Islam, shalat ya nak. Dijaga ya nak, kan sudah direhab. Karena itu untuk masa depanmu dan kesehatanmu," ucap Khofifah. Lebih lanjut, disampaikan Khofifah, kunjungan ke yayasan rehabilitasi ini adalah bagian dari navigasi program. Sebab dalam Nawa Bhakti Satya yang diusung pasangan calon nomor urut 1 ini, ada item program yang tujuannya mereduksi dan menghentikan penyalahgunaan narkoba. "Jatim itu nomor satu korban penyalahgunaan narkoba. Dan tren usianya makin dini. PAUD, TK sudah mulai disasar oleh bandar narkoba," tegas Khofifah. Menurutnya, jangan meremehkan tempat rehab yang seperti ini. Justru yang kecil seperti ini yang friendly. Dekat dengan masyarakat, sehingga anak-anak yang masih sekolah bisa bertemu dengan psikolognya. Justru tempat seperti ini, harus disinergitaskan, dan diperbaiki layanannya. "Terutama yang paling penting adalah after care-nya, karena setelah rehab, anak-anak akan kembali ke kampung dan lingkungan mereka, potensi untuk kambuh sangat tinggi, kalau nggak dikawal, maka akab digoda lalu kembi lagi," kata wanita uang juga mantan Menteri Sosial ini. Pada anak-anak di sana, Khofifah menegaskan bahwa tidak ada yang bisa memberi garansi mereka akan sembuh total. Semua bergantung pada diri mereka masing-masing. Serta yang juga menjadi alat kontrol yang utama adalah keluarga. Sebab menurutnya, kebanyakan korban penyalagunaan narkoba adalah yang kurang perhatian dari keluarga. "Orang tua harus lebih peduli pada anak. Mengapa anaknya kok jadi pendiam, suka mendengarkan musik terlalu lama, dan juga mungkin jarang mandi, ketenangan dan kebahagian dalam keluarha harus terus dibenahi," tegasnya. Langkah riilnya bukan hanya menambah titik rehab yang dekat dengan masyarakat. Melainkan juga menggiatkan langkah dan program preventif di tingkat keluarga untuk mencegah ada anak yang jatuh ke penyalahgunaan narkoba. "Mereka diawali dengan mencoba alkohol, lalu ke narkoba lalu ke pornografi. Ini bukan permasalahan sepele," pungkas Khofifah. (tim/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.