Baca Juga : Tim Risma - Gus Hans Laporkan Anomali Pilkada Jatim ke MK
Portaltiga.com - Jaringan Gusdurian memastikan tidak akan memberikan dukungan kepada pasangan calon yang diusung oleh PKB di Pilgub Jatim 2018. Meskipun PKB didirikan oleh almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Senior Jaringan Gusdurian, Ahmad Zainul Hamdi menegaskan, setiap partai politik pasti berusaha mencari dukungan sebanyak-banyaknya untuk memenangkan pasangan calon yang diusungnya. Bahkan termasuk mengkapitalisasi nama seseorang untuk memberi daya tarik ke masyarakat pun dilakukan. Kita tahu ada salah satu pasangan calon yang mengkapitalisasi nama kakek, atau buyutnya, ujar pria yang akrab dipanggil Zainul, di Surabaya, Kamis (22/2/2018). Kalau PKB meminta dukungan kepada jaringan Gusdurian, Zainul memastikan tidak akan memberikan dukungan, meskipun PKB diklaim didirikan dan warisan Gus Dur. Jaringan Gusdurian tidak ingin mengungkit sejarah PKB sekarang dengan sejarah yang dulu ketika konflik dengan Gus Dur. Biar orang mencatat sejarah itu. Sekali lagi, Gusdurian tidak sama sekali mau terhanyut, sekalipun PKB diklaim didirikan dan warisan Gus Dur, tegasnya. Jika memang paslon yang diusung PKB mendapat dukungan, dipastikan dukungan tersebut dari individual, karena sama sekali tidak boleh dan tidak akan memrepresentasikan jaringan Gusdurian Zainul menjelaskan, bahwa jaringan Gusdurian adalah jaringan yang ingin melanjutkan gagasan-gagasan Gus Dur secara definitif yang mengambil segmen kultural, sehingga sama sekali tidak masuk poltik electoral. Jika memang berbicara politik, kelompok itu hanya bicara politik itu politik kenegaraan dan kebangsaan. Jika ada kelompok atau orang yang mengaku Gusdurian terus masuk politik electoral dengan memberikan dukungan ke salah satu pasangan calon, maka dipastikan jaringan merupakan abal-abal. Atau jaringan Gusdurian tidak di bawah komando Alissa Wahid yang dikenal sebagai koordinator jaringan Gusdurian nasional, terangnya. Zainul tidak dapat menghitung secara pasti jumlah anggota komunitas Gusdurian karena secara nasional jaringan ini sudah ada dan merata di tiap kabupaten/kota. Bahkan ada orang Indonesia mendirikan komunitas Gusdurian di Malaysia. Kalau diperkirakan ada 1000 orang lebih, karena ini hanya sebuah jaringan, sebuah komunitas, yang tumbuh dari bawah. Maka kita tidak pernah tahu secara persis jumlahnya, pungkasnya. (abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.