Baca Juga : Luluk Nyoblos di Kampung Halaman: Jiwa Raga, Mental Saya Hadir di Jatim
Portaltiga.com - Mundurnya Azwar Anas dari bakal calon wakil gubernur Jatim membuat peta politik Pilgub Jatim berubah. PDI Perjuangan maupun PKB hingga kini belum ada kata sepakat untuk pendamping Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Beberapa pengamat pun mengatakan, potensi "perceraian" PDIP dan PKB sangat mungkin terjadi. Menurut pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam kondisi ini sangat dilematis. Pasalnya, PKB tak bisa menunggu terlalu lama PDIP mencari pengganti Anas dan tidak asal-asalan. PKB bisa saja mendaftarkan Gus Ipul dengan pasangan yang dikehendaki tanpa PDIP, karena PKB sudah memenuhi syarat mengusung sendiri paslon tanpa koalisi. "Kalau Megawati masih ngotot pertahankan Anas atau gagal meyakinkan Risma mau menjadi pasangan Gus Ipul, bisa jadi PDIP akan ditinggal dan tidak dapat apa-apa," ujar Dekan FISIB UTM ini, Senin (8/1/2018). Lanjut Surokim, PDIP jelas galau jika melepas Jatim tanpa kemenangan. Itu bisa meruntuhkan kehormatan partai. Tapi mempertahankan koalisi dengan PKB juga tak lagi leluasa sebab kader-kader terbaik PDIP tinggal beberapa dan waktunya mepet. Terpisah, pengamat komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo menilai pengembalian mandat Abdullah Azwar Anas ke DPP PDIP bukan semata-mata karena black campign. Namun sudah menjadi bagian strategi yang sudah terencana untuk mengubah peta politik jelang pendaftaran calon di Pilgub Jatim. "Bisa jadi koalisi PKB-PDIP masih utuh dengan mengganti Anas dengan kader PDIP yang lain, seperti Risma atau Kanang. Atau mungkin saja pecah kongsi dengan PKB. Dan PDIP berkoalisi dengan partai lain," kata Suko Widodo. Lantas apa mungkin, jika PDIP lepas kongsi dari PKB, partai berlambang banteng moncong putih itu berkoalisi dengan Demokrat? Dari data yang ada, untuk Pilgub Jawa Tengah dan Pilgub Kalimantan Barat, PDIP ternyata bisa kompak dengan Partai Demokrat. Di Jawa Tengah, Demokrat berkoalisi dengan PDIP dan PPP. Ketiga partai itu mendukung Ganjar Pranowo dengan wakil gubernur Taj Yasin Maimun, putra dari ulama KH Maimun Zubair. Koalisi Demokrat-PDIP terwujud juga di Kalimantan Barat. Kedua partai ini mengusung Karolin Margret Natasa-Suryatman Gidot. Adapun Karolin Margret Natasa adalah Bupati Landak (incumbent), sementara calon wakilnya Suryatman Gidot adalah Bupati Bengkayang yang juga Ketua Partai Demokrat Kalimantan Barat. "Kami sepakat dengan PDI Perjuangan untuk melanjutkan pasangan gubernur dan wakil gubernur. Gubernur dan wagub incumbent saat ini adalah PDI Perjuangan dan Partai Demokrat. Koalisinya sekarang ini Partai Demokrat, PDIP dan PKPI," kata Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat mengumumkan pasangan calon 17 Pilkada Gubernur 2018 di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta, Ahad (7/1/2018). Hal ini sekaligus mematahkan mitos yang mengatakan Demokrat tidak mungkin berkoalisi dengan partai tertentu. Menurut SBY, demi kepentingan rakyat yang lebih besar, partainya siap berkoalisi dengan partai apapun. Ahad pagi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga mengumumkan enam nama calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilgub 2018. Salah satu di antaranya untuk pasangan Jawa Tengah yang kembali menjagokan Ganjar Pranowo bersama Taj Yasin Maimoen. "Orangnya keren loh, umurnya 35 tahun, anaknya mbah Maimoen, Taj Yasin," kata Megawati di Kantor DPP PDI Perjuangan Lenteng Agung, Jakarta. (bbs/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.