Baca Juga : Silampukau Rilis Single Bertema Maritim
Portaltiga.com - Jangan mengaku gaul kalau tidak kenal Silampukau. Grup musik asal Surabaya ini memang banyak digandrungi para anak muda. Salah satu daya tariknya adalah kekuatan lirik yang tak lazim. Sebab itu pula, Tahun 2015 Silampukau, lewat albumnya yang berjudul Dosa, Kota dan Kenangan, mendapat pengakuan sebagai grup musik yang berkualitas. Album yang dipandegani duo Kharis Junandharu dan Eki Tresnowening, termasuk dalam sepuluh album terbaik 2015 pilihan Majalah Tempo, dan posisi ketiga dalam 20 album Indonesia terbaik 2015 versi majalah musik Rolling Stone. Portaltiga.com pun sempat cangkruk bareng Kharis di sebuah warung kawasan Kampus B Universitas Airlangga beberapa waktu lalu. Selain Kharis juga ada beberapa rekan yang lain. Saya sampai sekarang belum percaya kalau Kharis itu akhirnya sukses di jalur musik, kata Maman, kawan kuliah Kharis di Jurusan Sastra Indonesia Unair, yang juga ikut ngopi bareng. [caption id="attachment_11957" align="aligncenter" width="400"] Kharis cangkruk bareng teman-teman kuliah di Unair.[/caption] Salah satu yang membuat Silampukau memesona adalah kekuatan liriknya. Diksi yang digunakan jauh dari kebiasaan lagu-lagu yang ditulis di negeri ini. Tidak umum namun lewat kecerdasan penulisnya, kata-kata itu begitu kuat mendedahkan candunya, sehingga para anak muda pun menjadi gampang berdendang. Hal ini pun kemudian banyak diulas maupun diberitakan melalui wawancara dengan sang penulis lirik-lirik Silampukau, Kharis (tanpa sedikit pun mengesampingkan Eki Tresnowening). Kharis begitu sering pamer referensi pengetahuannya. Tengok saja lirik lagu Puan Kelana yang dengan sombong dia membanggakan Surabaya. Berikut salah satu bait dalam lagu tersebut. ...... Mari, Puan Kelana, jangan tinggalkan hamba.Toh, hujan sama menakjubkannya, di Paris atau di tiap sudut Surabaya. Rene Descartes, Moliere, dan Maupassant. Kau penuhi kepalaku yang kosong dan Prancis membuat kita sombong, saat kau masih milikku. ..... Mari, Puan Kelana, jangan tinggalkan hamba. Toh, anggur sama memabukkannya,entah Merlot entah Cap Orang Tua. Aih, Puan Kelana, mengapa musti ke sana? Paris pun penuh mara bahaya dan duka nestapa, seperti Surabaya. ....... (bersambung/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.