Portaltiga.com - Pengelolaan eksplorasi Gunung Sadeng di Jember menyita perhatian kalangan publik. Disinyalir para pengusaha nasional hingga lokal berebut untuk bisa melakukan pengelolaan pertambangan kapur gunung tersebut.
Anggota DPRD Jawa Timur Satib mengatakan untuk melakukan pengelolaan tambang kapur di gunung tersebut sudah saatnya dilakukan duduk bersama antara Pemprov, Pemkab, pengusaha nasional dan lokal.
"Duduk bersama bagaimana baiknya agar bisa mendatangkan kesejahteraan masyarakat setempat," jelas politisi Gerindra ini, Rabu (18/1/2023).
Satib menjelaskan bahwa saat ini izin eksplorasi sudah dikelola Pemprov sehingga dinas ESDM Jawa Timur harusnya memfasilitasi penyelesaian eksplorasi gunung Sadeng tersebut.
"Provinsi perlu turun langsung untuk menyelesaikannya. warga sekitar resah hingga menggelar aksi penolakan dan pemblokiran jalan," terangnya.
Selama ini, lanjut Satib, warga minta agar Pemkab Jember dalam hal ini bupati menyetujui agar pengajuan permohonan lahan khusus untuk dikelola oleh warga setempat yang selama ini menjalankan penambangan secara tradisional di Gunung Sadeng, Puger.
Baca Juga : Khofifah Ajak Mahasiswa di Jember Tingkatkan Kualitas Sambut Indonesia Emas
"Warga sudah satu tahun lalu mengajukannya dan bupati lamban meresponnya," katanya.
Tak hanya itu, sambung Satib, warga menuntut agar Pemkab Jember merespons permintaan warga yaitu melakukan perbaikan jalan rusak di wilayah sekitar pertambangan Gunung Sadeng.
"Mengingat jalan merupakan salah satu sarana infrastruktur yang menopang perekonomian masyarakat. Saya mendorong agar Pemkab merealisasikan tuntutan warga," tandasnya.
Baca Juga : 120 Anggota DPRD Jatim 2024-2029 'Diospek', Ingat Pesan Sekjen Kemendagri Ini
Ratusan warga yang tergabung dalam Persatuan Tumangan Gunung Sadeng (PTGS) Kecamatan Puger, Selasa (17/1/2023) lalu menggelar aksi. Mereka membakar ban dan memblokir jalan provinsi di Desa Kasiyan, Puger.
Aksi ini merupakan buntut atas lambannya Bupati Jember Hendy Siswanto merespons permintaan warga agar pertambangan batu kapur di Gunung Sadengan memprioritaskan warga lokal.
Selain menutup akses jalan dan membakar ban mobil, aksi yang diikuti ratusan warga setempat itu juga menuliskan sejumlah kecaman keras. Di antaranya bertulis "Mana Janjimu Dulu", "Dipermainkan Penguasa" dan "Diperkosa oleh Antek Asing". (wan/abi)
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.