Universitas Ciputra Ajak UMKM Kriya Batik Gunakan Pewarna Alami

Proses pewarnaan kain batik dengan menggunakan pewarna alami.

Portaltiga.com - Produksi UMKM Kriya Batik menjadi perhatian Universitas Ciputra. Melalui dana insentif Abdimas dari DIKTI tahun 2022, Universitas Ciputra berupaya untuk memberikan perhatian terhadap adanya potensi limbah yang dihasilkan dari proses produksi batik.

Ketua Pelaksana program, Dr. David Sukardi Kodrat, MM., CPM (Asia) mengungkapkan, Universitas Ciputra melalui program dengan judul "Pendampingan UMKM Batik berbasis Greenpreneur" ingin agar UMKM kriya batik semakin mampu meningkatkan kapasitas produk dan produksi UMKM tanpa menimbulkan dampak terhadap lingkungan. 

"Peningkatan kapasitas UMKM, khususnya kriya batik, dapat dilakukan melalui pengenalan terhadap motif batik kekinian, penerapan SGDs melalui konsep greenpreneur, dan digital marketing untuk peningkatan kapasitas pemasaran.

Hal tersebut juga sebagai bagian dari upaya menempatkan batik sebagai produk ekonomi kreatif yang memiliki kapasitas untuk memperkuat identitas kebudayaan, apalagi setelah status batik sebagai warisan budaya dunia ditetapkan UNESCO pada 2 Oktober 2009. UMKM kriya batik dipilih karena besarnya kontribusi batik terhadap perekonomian nasional, besarnya kontribusi batik terhadap serapan tenaga kerja di Indonesia, dan besarnya jumlah UMKM yang bergerak dalam bidang kriya kain. 

Baca Juga : Universitas Ciputra Dorong Ekonomi Sirkular Melalui Launching Day WMK 2024

Namun, produksi batik masih menghadapi masalah pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan kimia dalam proses produksinya, khususnya dalam tahap pewarnaan. Sehingga edukasi mengenai penggunaan pewarna alami perlu semakin digalakkan. 

Sebagai bagian dari dukungan terhadap konsep SDGs, pembangunan yang berkelanjutan,
penggunaan pewarna alam dalam produk batik, selain masalah lingkungan, juga bisa dijadikan sebagai bagian dari inovasi dan kreativitas yang bisa memberikan nilai tambah produk kriya batik yang dihasilkan. Pendampingan UMKM batik berbasis greenpreneur dilakukan di Desa Wage Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo pada 12-14 Desember 2022.

Baca Juga : Dorong Pertumbuhan Enterpreneur, Universitas Ciputra Luncurkan Platform E-Katalog

Pendampingan dilakukan terhadap 15 UMKM, berasal dari pengrajin kriya kain dan fesyen. Proses pendampingan dilakukan melalui beberapa tahap pelatihan, mulai dari tahap pengenalan motif dan trend batik, teknis batik dan pewarnaan, produksi batik, hingga digital marketing. Program pelatihan tersebut digawangi oleh dua anggota tim, yakni Dr. Tina Melinda, MM., CPM dan Rahayu Budhi Handayani, S.Sn., M.Ds.

Rektor Universitas Ciputra, Ir. Yohannes Somawiharja, M.Sc. menilai bahwa pelatihan tersebut berhasil meningkatkan kapasitas para pelaku kriya kain dalam hal teknik pewarnaan alami, sehingga meningkatkan nilai tambah dari produk kriya kain yang dihasilkan sekaligus sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap permasalahan lingkungan atau keberlangsungan lingkungan hidup.

"Pelatihan seperti ini perlu diperluas jangkauan dan kapasitasnya agar semakin banyak pengrajin kriya kain yang dapat dijangkau, mengingat potensi ekonomi kreatif untuk kriya kain cukup besar di Indonesia, dan Universitas Ciputra akan berkontribusi dalam hal tersebut," ungkapnya. (tea/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru