Portaltiga.com - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBJT) kembali menggelar acara Anugerah Sutasoma di Gedung Kesenian Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85, Surabaya.
Acara tersebut merupakan program rutin setiap tahun Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur untuk memberi apresiasi kepada pengarang-pengarang yang telah menghasilkan karya-karya terbaiknya, kalangan yang berjasa dan berdedikasi dalam bidang kesusastraan Indonesia dan daerah di Jawa Timur.
Terdapat tujuh kategori anugerah yang namanya diambil dari mahakarya pujangga pada masa Kerajaan Majapahit, berjudul Sutasoma karya Mpu Tantular, yang di dalamnya terdapat semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Acara itu dihadiri oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. Umi Kulsum, S.S. M.Hum., kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menjelaskan bahwa Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur adalah unit pelaksana teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk wilayah Jawa Timur.
Setiap tahun lembaga kebahasaan dan kesusastraan yang berkantor di Jalan Siwalanpanji II/1, Buduran Sidoarjo itu menganugerahkan penghargaan terhadap para penulis, penggiat sastra, dan guru bahasa/sastra di Jawa Timur yang menunjukkan eksistensi, dedikasi, dan kualitas pada bidangnya.
Acara tahun ini menghadirkan undangan 150 orang, meliputi sastrawan, seniman, akademisi, penggerak seni dan sastra, dan guru di Jawa Timur. Penghargaan diberikan untuk tujuh kategori, yaitu sastrawan berdedikasi, komunitas sastra terbaik, buku sastra terbaik dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah, buku kritik sastra terbaik, dan dua guru dari bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang berdedikasi. Masing-masing mendapatkan piagam dan uang tunai.
Berikut ini perincian peraih Anugerah Sutasoma untuk tahun 2022.
1. Kategori sastrawan berdedikasi: Zoya Herawati (sastrawan dari Surabaya, telah berkarya selama 50 tahun)
2. Kategori karya sastra berbahasa Indonesia terbaik: kumpulan puisi Pelancong karya S Yoga (sastrawan dari Ngawi).
3. Kategori karya sastra berbahasa daerah terbaik: novel Guwing karya Suharmono Kasiyun (sastrawan Jawa dan penggiat Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya, dosen Unusa)
4. Kategori komunitas sastra terbaik: Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan).
5. Buku kritik sastra terbaik: Drama Tradisional Ludruk karya Dr. Akhmad Taufiq, M.Pd. (dosen FKIP Universitas Jember)
6. Kategori guru Bahasa dan Sastra Indonesia berdedikasi: Dr. Sariban, M.Pd. (SMPN 2 Tuban)
7. Kategori guru Bahasa dan Sastra Daerah berdedikasi: Supanji, S.Pd. (SMPN 1 Gondang, Tulungagung)
Baca Juga : Jaga Bahasa Daerah Tidak Punah, Balai Bahasa Jatim Adakan Festival Tunas Bahasa Ibu
Acara Anugerah Sutasoma diawali dengan persembahan untuk Djajus Pete, sastrawan Jawa yang meninggal dunia tanggal 19 Juli 2022 berupa dramatisasi cerpen “Petruk” karya Djajus Pete oleh The Nine TheatreVision (SMKN 12 Surabaya), pembacaan geguritan karya Djajus Pete oleh Gampang Prawoto (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro) dan Widodo Basuki (Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya) dengan iringan biola Arul. Teater Kostela mempersembahkan dramatisasi cerpen “Kreteg Emas Jurang Gupit” karya Djajus Pete dan ditutup dengan penampilan musikalisasi puisi oleh Komunitas Bledheg Sigar (pimpinan Zainuri, Surabaya).
Dewan juri Anugerah Sutasoma 2022 terdiri atas akademisi, peneliti, dan sastrawan. Mereka adalah Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. (Guru Besar Sastra Universitas Negeri Malang), Dr. M. Shoim Anwar, M.Pd. (Sastrawan dan dosen Universitas Adi Buana Surabaya), Bramantio, M.Hum. (kritikus sastra, dosen Universitas Airlangga), dan Mashuri, M.A. (sastrawan, peneliti sastra).
Ketua panitia Anugerah Sutasoma 2022, Yulitin Sungkowati, M.Hum., menjelaskan bahwa teknis dan sifat Anugerah Sutasoma memang berbeda dengan sayembara.
Baca Juga : Balai Bahasa Revitalisasi Bahasa Madura dan Jawa Dialek Using
"Anugerah ini memang didesain sebagai penghargaan yang sifatnya apresiatif, bukan kompetitif. Adapun dalam penghargaan yang aktif adalah panitia di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur," kata Yulitin dalam siaran pers yang diterima redaksi.
Pihak panitia yang proaktif untuk mengumpulkan karya dan menelusuri sepak terjang sastrawan dan penulis di Jawa Timur dalam kurun waktu tertentu. Namun, panitia tetap terbuka untuk menerima kiriman buku dan usulan berkas dari para penulis dan komunitas di Jawa Timur.
"Kami membuka kiriman dan usulan sepanjang tahun, panitia akan memroses sesuai tahapan yang telah ditentukan," tegas dia.
Gelaran Anugerah Sutasoma ini diharapkan semakin menyemarakkan kehidupan sastra, seni, dan budaya di Jawa Timur. (abi)
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.