Silaturahim NU Se-Dunia ke-20, Membuat Peradaban yang Bermoral

Baca Juga : Sambut Hari Santri, Pj Walikota Surabaya Ikuti Napak Tilas Pejuang Surabaya

Portaltiga.com - Keluarga besar NU dari berbagai penjuru dunia kembali menggelar pertemuan di Kota Suci Makkah Pada musim haji 2022. Kegiatan tahunan yang diinisiasi Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Arab Saudi ini merupakan silaturahim yang ke-20 kalinya. Para Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Arab Saudi pun mengimbau kepada segenap warga negara Indonesia dan jamaah haji 2022 yang berdomisili di Jeddah, Makkah, Riyadh, Madinah, Tho'if untuk turut menghadiri acara Silaturrahim dan Temu NU Se-Dunia ke-20 ini. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang, KH Zainul Ibad Asad melaporkan langsung dari Tanah Tuci Makkah. Kiai yang akrab disapa Gus Ulib ini mengatakan di NU Memang selalu menghendaki peran yang substansial dalam peradaban dunia. Karena NU sendiri adalah organisasi para ulama. "Yang mana, para ulama sebagai pewaris para ambiya, pewaris Rasul terutama. Konsep daripada risalah, sesungguhnya Rasul diutus dimuka bumi ini bukan untuk memintarkan seseorang, atau memintarkan umat, membuat kaya, membuat maju umatnya, bukan. Tapi, membuat peradaban yang bermoral," ujarnya, Rabu (6/7/2022). Jadi, lanjut Gus Ulib, sampai kapan pun ketika risalah yang disampaikan oleh rasul ini selalu mengisi hal-hal yang berkaitan dengan peradaban yang ada, tidak ada lenggangnya dalam setiap waktu. "Kemajuan-kemajuan dalam peradaban itu sendiri dalam setiap waktu adalah selalu seiring. Kemajuan berpikir, kemajuan teknologi, kemajuan perekonomian, kemajuan apapun, kalau tidak disertai dengan suatu peradaban maka peradaban ini akan menjadi suatu keniscayaan hanya untuk membuat suatu pola-pola kehancuran dari peradaban itu sendiri," jelasnya. Hal itu ditegaskan Gus Ulib, disinilah peran NU, dimanapun NU, dimanapun para Nahdliyin berada. Pihaknya sebisa mungkin untuk masuk dalam lingkaran pergaulan yang ada dalam masyarakat, untuk mengisi relung-relung peradaban itu sendiri. "Menjadikan sesuatu yang keras menjadi lembut, yang sulit menjadi mudah. Ini adalah bentuk peradaban, dan kita akan berkolaborasi sekaligus dengan kearifan lokal," terangnya. Dibeberkan Gus Ulib bahwa moderasi dan modernisasi dalam suatu pergaulan, yakni islam itu adalah agama yang mudah, agama yang bisa bergaul dengan siapapun, agama yang mengerti setiap peradaban dimanapun. "Inilah islam yang ada dalam lumbung dan pundak para Nahdliyin, mau kemanapun ada orang NU. Peradaban kehidupan bermasyarakat pasti akan menyenangkan. Dan insyaallah khusnul khotimah semua dengan NU," sebutnya Gus Ulib sembari mengamini. Perlu diketahui, kegiatan pada tahun ini akan digelar pada 7 Dzulhijjah 1443 H dan mengangkat tema Meningkatkan Peran Khidmah Organisasi Untuk Peradaban Dunia. Para ulama dan tokoh nasional Indonesia diagendakan hadir pada silaturahmi yang akan digelar di Hotel Arkan Bakkah 2, Aziziyah. Kegiatan akan berlangsung pada pukul 07.30-11.30 waktu Arab Saudi. Silaturahim ini merupakan inisiatif Rais Syuriyah PCINU Arab Saudi pertama KH Mahfud Masud dan Ketua Tanfidziyah pertama H Ahmad Fuad Abdul Wahab. Awalnya acara ini merupakan silaturahim antar PCINU dari berbagai negara yang sedang menunaikan ibadah haji. Namun dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun, acara silaturahim ini selain dihadiri berbagai perwakilan PCINU juga dihadiri para pengurus PBNU, perwakilan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) seluruh Indonesia, juga para pejabat RI yang sedang melaksanakan ibadah haji. Pertemuan ini bertujuan mempererat jalinan silaturahim serta saling tukar informasi dan koordinasi dengan supervisi PBNU untuk pemberdayaan NU ke depan di masing-masing wilayah sehingga akan bisa semakin menguatkan syiar Islam rahmatan lil alamin. Acara spesial ini juga ditujukan untuk merajut dan memperkuat ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa) serta meningkatkan peran NU menjadi semakin optimal dalam menjaga persatuan bangsa. Bukan dalam lingkup Indonesia saja, tetapi dalam lingkup internasional dalam ikut membangun perdamaian dunia sebagaimana telah diakui oleh dunia Islam. Sebelum pandemi Covid-19 yang mengakibatkan tidak adanya jamaah haji Indonesia tahun 2020 dan 2021, kegiatan ini sudah digelar pada tahun 2019. Kala itu kegiatan diselenggarakan pada 7 Dzulhijjah 1440 H pukul 07.30 waktu Arab Saudi di Altayseer Towers Hotel No. 1002 Lantai PR  At-Taysir- Makkah Al Mukarramah. Di antara yang menjadi pembicara pada waktu itu adalah Dubes LBBP RI- Arab Saudi/OKI H Agus Maftuh Abegebriel, Menteri Agama RI H Lukman Hakim Saifuddin dan para kiai serta Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf beserta pengurus PBNU. Termasuk Gus Taj Yasin, putra KH Maimoen Zubair yang mengisahkan perjalanan Mbah Moen sampai wafat di Tanah Suci pada musim haji itu juga. (gbs/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru