Dampak PMK, Peternak Perlu Edukasi agar Tak Jual Murah Sapinya

Baca Juga : 120 Anggota DPRD Jatim 2024-2029 'Diospek', Ingat Pesan Sekjen Kemendagri Ini

Portaltiga.com - Pemerintah Provinsi Jatim diminta untuk melibatkan semua element pemerintahan di bawah guna melakukan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat peternak di Jatim. Subianto, anggota Komisi B DPRD Jatim mengatakan kondisi wabah PMK yang terjadi saat ini banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan dibalik keresahan para peternak. Mereka banyak yang mendatangi peternak dengan menawar sapi peternak dengan harga rendah. Kata Subianto, dari laporan dibeberapa wilayah, saat ini banyak peternak yang ketakutan terkait PMK ini. Sehingga mereka banyak yang memotong maupun menjual sapinya. Padahal belum tentu sapi yang mereka miliki terkena PMK. "Banyak peternak kita yang kurang mendapatkan informasi yang benar terkait PMK. Ketika sapinya sakit mereka sudah bingung dan akhirnya menjual atau memotong sapinya. Pikiran mereka daripada rugi banyak mending ada uang masuk ketimbang sapi tidak terjual dan mati nantinya," ujarnya, Jumat (24/6/2022) "Apalagi saat ini menjelang Idul Adha, ini sangat rawan dimanfaatkan oleh mereka yang memanfaatkan kondisi ini untuk membeli sapi murah ke peternak," lanjutnya. Menurut politisi Partai Demokrat ini, pendampingan kepada pada peternak yang ada harus segera dilakukan. Pemprov Jatim dalam hal ini Dinas Peternakan, harus intens bersama Dinas Peternakan kabupaten dan petugas lapangan termasuk camat, lurah sampai pengurus kampung, ikut memberikan edukasi untuk melindungi peternak. "Masyarakat peternak harus didampingi. Mereka harus diberi edukasi yang benar terkait PMK. Agar mereka paham dan mereka tidak takut dengan kondisi sapinya. Sehingga mereka tidak gampang ditakuti untuk menjual ternaknya dengan harga murah," ungkapnya. Bahkan kalau diperlukan karena adanya keterbatasan personil kesehatan hewan, lanjut politisi asli Kediri ini, bisa menggandeng relawan yang berasal dari mahasiswa fakultas kedokteran hewan yang ada di Jatim, guna ikut melakukan pendampingan di masyarakat peternak. "Insya Allah dengan kita bersama sama termasuk melibatkan tenaga relawan kesehatan hewan. Maka peternak-peternak kita masih bisa dilindungi. Dan mereka tidak tertipu menjual sapinya dengar harga murah padahal sapinya tidak terkena PMK," pungkasnya. Sebelumnya, Wakil Gubernur Jatim Emil Elesrianto Dardak, telah memberi warning dan meminta masyarakat peternak untuk waspada dengan pihak-pihak yang memanfaatkan PMK, dengan membeli harga sapi dibawah harga menjelang hari raya Idul Adha. Sebab hal ini bila terjadi akan sangat merugikan para peternak. "Kalaupun ada persaingan antar penyedia, saya berharap jangan sampai peternak ini mengalami kerugian yang kebangetan lah. Jangan sampai ada penawaran dengan vonis bahwa hewan ternak kena ini (terpapar PMK)," ujar Emil saat itu, Senin (20/06/22). Kata pria yang juga Ketua Partai Demokrat Jatim ini, seharusnya psikologis pasar secara logika jika stok berkurang dan permintaan meningkat seharusnya harganya menjadi naik. "Nah ini malah terbalik. Maka dari itu kami meminta para peternak tidak perlu takut jika hewan ternaknya terkena PMK. Sebenarnya sapi yang terpapar ini bisa sembuh, yakni dengan cara menghubungi petugas kesehatan hewan, bisa melalui kepala desa atau langsung ke Dinas Peternakan setempat," jelasnya saat itu. (ars/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru