Baca Juga : Pria Ini Panik Tak Bisa Lepas Cincin yang Dipasang di Mr P, Begini Nasibnya
Portaltiga.com - Hewan bermata tiga menampakkan diri pada musim hujan akhir Juli di Arizona utara, Amerika Serikat. Penemuan itu terjadi di sebuah lapangan upacara kuno di Wupatki National Monument, dekat Flagstaff, Arizona, Amerika Serikat. Lapangan itu dipenuhi air setelah hujan datang berhari-hari di Wupatki. Halaman Facebook Wupatki National Monument membagikan momen tersebut pada 26 Juli. "Orang bisa dengan jelas melihat bahwa lapangan ini bisa digunakan sebagai reservoir air 900 tahun yang lalu. Satwa liar masih datang dan minum dari sini," tulis Lead Interpretation Ranger Wupatki National Monument Lauren Carter, dikutip dari Live Science. Ketika air bisa bertahan cukup lama di kolam, kecebong mulai berdatangan. Carter berpikir hal ini masuk akal, karena kodok bisa keluar dari liang pelindung mereka untuk bertelur ketika mereka menyadari kondisi yang kondusif untuk membesarkan anak. Namun laporan para penjaga monumen nasional tersebut terus berdatangan, sehingga Carter memutuskan untuk mengeceknya sendiri. Ternyata, yang dia temukan jauh lebih menarik. Tak hanya kecebong yang ada di sana, ada juga makhluk lain. "Kami terus mendapatkan laporan ada berudu di kolam lapangan kuno tersebut. Saya pun mengecek langsung ke sana, meraup makhluk-makhluk itu menggunakan tangan tanpa berharap apapun. Lalu saya melihat hewan aneh, apa itu? Saya tidak tahu," kisahnya. Makhluk di tangannya tampak seperti fosil, berwarna merah muda, berbentuk seperti kepiting tapal kuda atau belangkas yang ada di Indonesia, dan memiliki tiga mata. Carter segera menyadari bahwa mereka adalah Triops, juga dikenal sebagai 'udang kecebong' atau 'udang dinosaurus'. Triops berarti 'tiga mata' dalam bahasa Yunani. Temuan ini diposting di halaman Facebook Wupatki National Monument. Dalam postingannya disebut bahwa makhluk udang kecebong, juga dikenal sebagai Triops, secara teknis bukan berudu atau udang, tetapi mereka adalah krustasea. "Triops adalah genus krustasea kecil dalam ordo Notostraca. Mereka hidup di kolam musim semi di Afrika, Australia, Asia, Amerika Selatan, Eropa, dan beberapa bagian Amerika Utara. Mereka kadang-kadang disebut fosil hidup karena penampilan luarnya tidak banyak berubah sejak periode Trias. Krustasea bisa hidup dalam kondisi sekering itu karena memiliki adaptasi yang sangat khusus yang memungkinkan telur mereka bertahan hidup di tempat kering untuk jangka waktu yang lama. Kepiting tapal kuda kecil ini tampak berbaring menunggu sampai genangan air cukup lama untuk telur menetas. Kemudian, mereka melahap diri mereka sendiri, tumbuh menjadi dewasa hanya dalam waktu seminggu, berkembang biak, dan bertelur lebih banyak untuk mengulangi siklus tersebut. Mereka juga menjadi makanan untuk burung seperti nighthawks yang hidup di sekitar monumen. "Triops hanyalah contoh lain tentang bagaimana bahkan dalam kondisi terberat sekalipun, kehidupan menemukan jalannya," kata Carter. Dalam komentar di bawah posting, Wupatki National Monument juga menjelaskan bahwa krustasea rata-rata memiliki panjang dua hingga tiga inch dan telurnya telah diamati tetap kering hingga 27 tahun sebelum menetas. Mereka juga mengatakan bahwa meskipun lapangan itu telah diisi dengan air selama seminggu selama empat tahun terakhir, mereka tidak pernah melihat Triops sebelumnya. Para penjaga kawasan monumen tidak tahu berapa lama lagi mereka harus menunggu musim hujan berikutnya untuk melihat makhluk-makhluk menakjubkan ini lagi. (detikcom/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.