Pupuk Subsidi Masih Langka Madura

Baca Juga : Fraksi Demokrat Doakan Khofifah-Emil Menang Pilgub, Kawal Program 5 Tahun Mendatang

Portaltiga.com - Petani Madura mengeluhkan masih adanya kelangkaan pupuk subsidi, sehingga kesulitan untuk menggarap lahan pertanian. Untuk dapat bercocok tanam, petani di Madura harus menggunakan pupuk non subsidi yang harganya relative mahal. Anggota DPRD Jatim, Mohammad Ashari mengatakan, Pemerintah Provinsi Jatim dalam hal ini Dinas Pertanian harus mencari akar permasalahan yang menyebabkan kelangkaan pupuk di Madura. Setiap memasuki musim tanam, petani selalu merasakan kelangkaan pupuk. Padahal pupuk sangat penting untuk menggarap lahan pertaniannya. Benang kusutnya ada dimana, harus dicari agar tidak terjadi kelangkaan lagi, kata Ashari saat jarring aspirasi masyarakat di Desa Toronan, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Senin (1/3/2021). Politisi asal Partai NasDem itu merasa heran pupuk langkah terjadi saat musim panen, sehingga menjelang musim tanam, para petani sudah kebingunan untuk mendapatkan pupuk subsidi. Akibatnya, biaya produksi pertanian meningkat karena petani harus membeli pupuk non subsidi. Selain kelangkaan pupuk, Ashari mengaku persoalan irigasi sawah menjadi keluhan petani. Petani kesulitan mengairi lahan pertaniannya karena sistem irigasnya belum baik. Dengan begitu, pemerintah harus dapat membantu perbaikan sistem irigasi pertanian warga. Begitu juga halnya permasalahan infrastruktur jalan di kabupaten harus diperbaiki. Hal ini untuk meningkatkan perekonomian warga. Apalagi masyarakat sudah terpukul dengan adanya pandemi covid-19 yang berdampak pada penurunan pendapatannya. Infrastruktur menyangkut masalah meningkatkan perekonomian. Apapun yang berkaitn jalan. Irigasi juga, untuk menyalurkan air dari sawah ke sawah, tuturnya. Ashari menegaskan, persoalan yang mendesak adalah Pemerintah harus menata perniagaan tembakau di Madura dengan regulasi yang jelas. Mengingat setiap musim tanam, tembakau impor masuk ke Madura. Dengan begitu, petani tembakau akan rugi ketika panen. Ashari lantas mencontohkan Probolinggo. Dimana daerah tersebut memiliki perda yang secara tegas melarang adanya impor tembakau dari daerah lain. Kecuali Probolinggo benar-benar terjadi kelangkaan tembakau. "Kalau di sini aneh, saat musim tanam, tembakau dari daerah lain masuk. Maka butuh regulasi yang jelas agar petani tidak menjadi korban saat musimnya (panen), pungkasnya. (ads/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru