Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
Lho, Eri Cahyadi Kok Hanya Cocok Jadi Kepala Bappeko
Portaltiga.com - Debat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya sesi II baru saja selesai dilakukan pada Rabu (18/11) malam. Debat ini mengundang beragam komentar, salah satunya dari kalangan millenial atau anak muda Surabaya.
Kali ini komentar datang dari Ahmad Tufel, Sekretaris Angkatan Muda Partai Golkar Kota Surabaya. "Setelah mengamati debat kandidat terlihat bahwa pak Machfud Arifin dan Mujiaman melakukan pendekatan sesuai dengan apa yang dilihat kondisi obyektif di tengah masyarakat. Saya pikir inilah pemimpin yang diharapkan oleh kaum millenial Surabaya," ujarnya.
Dia menjelaskan pasangan MAJU adalah pemimpin yang bisa melihat secara langsung kondisi di lapangan. Dan tak sekadar hanya duduk di belakang meja membaca angka statistik yang terkadang antara keharusan tak sama dengan adanya.
"Debat kandidat kedua ini kami semakin yakin bahwa birokrasi melayani, birokrasi yang berbelit itu ditangani secara efektif oleh pak Machfud dan Mujiaman," tegasnya.
Tufel juga memberikan penilaian kepada calon wali kota Eri Cahyadi. Yang menurut dia masih hanya cocok menjadi sebatas kepala dinas saja. "Pertanyaan yang disampaikan oleh pak Eri Cahyadi itu membuktikan bahwa beliau memang cocok menjadi kepala Bappeko," tuturnya.
Sedang yang dibutuhkan hari ini kata Tufel adalah pemimpin yang bisa melihat kondisi di lapangan dan lalu mengeksekusi itu menjadi sebuah kebijakan.
"Pemimpin yang turun di lapangan tak sekadar menyapu jalan dan mengatur lalu lintas. Tapi dia mendengar keluhan rakyat yang lalu dieksekusi menjadi kebijakan," lanjutnya.
Tufel menambahkan debat kandidat yang kedua ini semakin membuktikan bahwa leadership Machfud Arifin lebih kuat dibandingkan dengan Eri Cahyadi.
"Hal ini mungkin dikarenakan rekam jejak pengabdian kepada bangsa dan negara yang telah dilakukan pak Machfud Arifin di seluruh Indonesia. Beliau menjadi kapolda tiga kali ini sangat dibutuhkan masyarakat Surabaya yang tak bertele-tele. Antara kata dan perbuatan sama," imbuh dia. (abi/tea)