Politika

Meriahkan HPN, Kodam V Brawijaya Tanam Mangrove

Portaltiga.com, SURABAYA - Meski peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang selalu digelar setiap 9 Februari sudah lewat, namun hal itu tidak menyurutkan Kodam V Brawijaya untuk memperingati hari bersejarah insane pers. Melalui kelompok kerja (Pokja) Kodam V Brawijaya, peringatan HPN digelar sederhana melalui acara diskusi Bela Negara dan Mancing Bareng, Minggu (28/2). Bertempat di Wisata Mangrove Wonorejo, Surabaya, diskusi Bela Negara dan Mancing Bareng diikuti oleh jajaran Kodam V Brawijaya, Ketua PWI Jatim, dan awak media. Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Sumardi dalam diskusi mengatakan, ketahanan nasional dalam upaya bela negara bukan hanya dengan senjata saja, melainkan dengan segala aspek yang dimiliki individu masing-masing. Sesuai dengan Pasal 30 ayat 1 UUD 1945, lanjut Pangdam, setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Berpedoman terhadap UUD 1945, maka pers bisa ikut dalam upaya bela negara, baik melalui pemberitaan dan tulisan. Inilah wujud bela negara dalam segala aspek dan segala bidang, kata Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Sumardi dalam diskusi, Minggu (28/2). Dijelaskan Pangdam, saat ini banyak dijumpai situasi yang ingin merubah dan mencoba merubuhkan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Hal ini menyangkut aspek hankam, politik, ekonomi, social dan budaya. Dengan peranan pers, Sumardi mengaku, ancaman proxy war dapat diinformasikan kepada khalayak masyarakat luas. Menyoal terkait proxy war, mantan Gubernur Akmil ini mengaku, perang saat ini tidak lagi satu lawan satu, senjata melawan senjata, melainkan melalui teknologi. Disinilah peranan rakyat dan pers dibutuhkan guna pencegahan terhadap bahaya proxy war. Selain itu, masalah narkoba sudah menjadi focus utama di Indonesia yang dikategorikan sebagai Darurat Narkoba. Terkait narkoba, kita bisa lihat 30 tahun kedepan, bagaimana anak cucu kita nantinya. Semoga dengan upaya bela negara yang dilakukan rakyat Indonesia dan insane pers, permasalah seperti proxy war dan narkoba bisa segera teratasi dengan baik, pungkas Mayjen TNI Sumardi. Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim Ahmad Munir menambahkan, selain melawan proxy war dan bahaya narkoba, tantangan terbesar bangsa Indonesia kedepan yakni masalah regulasi yang tidak sesuai undang-undang. Tanpa disadari, lanjut Munir, pers masuk ke pusaran kapitalisme. Untuk menjaga ideologi pers, mari kita bersama-sama mantapkan profesi ini demi kepentingan rakyat. Dengan tulisan maupun pemberitaan kita, ini merupakan tindakan nyata pers demi upaya bela negara, tambah Munir. Munir juga menegaskan, bahaya narkoba dan terorisme semakin kuat dirasakan. Maka, insan pers diwajibkan untuk memerangi narkoba dan terorisme. Melalui pemberitaan, pers dapat membantu memberikan edukasi dan informasi terhadap masyarakat mengenai bahaya dan dampak dari narkoba serta terorisme. Pers wajib dalam melakukan kegiatan bela negara melalui pemberitaan. Untuk masalah narkoba dan terorisme, TNI harus dilibatkan dan menjadi garda terdepan bersama Polri, pungkasnya.

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait