Umum

Ketua DPRD Jatim: Libur Sekolah Karena Corona Malah Jadi Problem

Baca Juga : MKGR Jatim Peduli Seniman Terdampak Corona

Portaltiga.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur sampai saat ini belum mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah sebagai antisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19. Ketua DPRD Jatim Kusnadi mendukung keputusan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa itu. Alasannya, bila sekolah diliburkan, risiko terpapar dan potensi penyebaran corona justru rawan karena sulit memantau anak-anak saat bermain. "Apakah dengan meliburkan sekolah, Bu Gubernur, apakah kita bisa menjamin apakah anak sekolah itu akan ada di rumah, tidak banyak dhulen (bermain di luar)? Ini akan menjadi problem," kata Kusnadi dalam rapat antisipasi corona bersama pejabat Forum Komunikasi Pemerintah Daerah dan instansi terkait di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (15/3/2020) Justru dengan sekolah diliburkan, Kusnadi berpendapat anak-anak justru sulit dipantau ke mana dan di mana mereka bermain. "Tapi mereka kalau ada di sekolah, kan sebenarnya dengan sendirinya sudah terisolasi. Sehingga kalau ada hal-hal yang mencurigakan, suspect-suspect, kita bisa segera mengingatkan," ujar Ketua PDI Perjuangan Jatim itu. BACA JUGA: Antisipasi Dampak Corona, Fraksi PDIP Minta Pemprov Jaga Kestabilan Ekonomi Memang, Pemprov Jatim sampai kini belum meliburkan sekolah sebagaimana dilakukan beberapa provinsi lain. Kebijakan pemprov itu hanya berlaku untuk SMA/SMK. Sementara Pemerintah Kota Surabaya mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah sepekan ke depan untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama da sederajat. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ia tidak mempersalahkan Pemkot Surabaya meliburkan sekolah. "Enggak apa-apa (Pemkot Surabaya), saya rasa kan masing-masing punya ukuran. Kalau untuk SMA/SMK kan kewenangan pemprov, kita belum melihat urgensinya meliburkan," tandasnya usai rapat. Pada Senin besok, 16 Maret 2020, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk SMK tetap dilaksanakan. Namun, polanya diubah. "Kita sedang melakukan checking dengan kepala dinas pendidikan, pastikan bahwa, misalnya, kesiapan hand sanitizier, kesiapan air mengalir, mereka cuci tangan sebelum masuk kelas, dan pastikan jarak bangku satu meter," ujar Khofifah. Sejauh ini, belum ditemukan adanya warga Jatim yang positif terjangkit corona. Kendati begitu, langkah antisipasi dilakukan secara maksimal. Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim pun sudah dibentuk yang dikepalai Sekretaris Daerah Pemprov Jatim Heru Tjahjono. Nah, Gugus Tugas itulah yang mengkoordinasikan pencegahan dan penanganan corona di Jatim. (ars/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait