Umum

Google Doodle Tampilkan Sosok Teresa Teng, Ini Profilnya

Baca Juga : Google Doodle Tampilkan Lebah di Hari Guru, Ini Maknanya

Portaltiga.com - Ada yang istimewa di Google Doodle hari ini. Mesin pencarian terbesar di dunia itu menampilkan sosok Teresa Teng yang hari ini berulang tahun ke-65. Teresa Teng adalah sosok penyanyi legendaris asal Taiwan. Ia juga diakui sebagai salah satu dari Lima Diva Agung Asia. Selama kurang lebih 30 tahun berkarier, sosoknya dikenal luas di komunitas masyarakat berbahasa Mandarin dan di seluruh Asia Timur, termasuk Jepang. Popularitas Terese Tang dipengaruhi kemampuannya menyanyikan beragam lagu romatis dalam beberapa bahasa, seperti Mandarin, Inggris, Jepang, Vietnam, Kanton, Hokkien, bahkan Indonesia. Wanita berparas cantik ini memang nyatanya pernah membawakan sejumlah lagu dalam bahasa Indonesia, mulai dari "Dayung Sampan", "Cinta Suci", "Sekuntum Mawar Merah", dan "Selamat Jalan Kekasih" atau "Good Bye My Love". Teresa Teng populer berkat lagu-lagunya yang merakyat dan bernada balada romantis. Salah satu lagunya yang sangat terkenal berjudul "Hé Rì Jn Zài Lái" atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti "Kapankah Kau Akan Kembali". Meski lagu-lagunya sempat dilarang beredar di Tiongkok pada era 1980-an karena alasan politis, popularitasnya semakin tumbuh berkat beredarnya rekaman suara Teresa Teng di pasar gelap. Tak hanya itu, lagu-lagu Teresa Teng pun semakin populer dan terus dimainkan di mana-mana, mulai dari klub malam hingga ke gedung-gedung pemerintahan. Tak hanya tampil dengan paras yang cantik, suara dan kemampuan Teresa Teng pernah dipuji oleh seorang profesor Teori Kebudayaan di Universitas Southern California mengatakan, Yeh Yueh-Yu. Ia mengatakan, "Suaranya yang sangat manis membuatnya menjadi begitu terkenal." Teresa Teng pun dipercaya memiliki kualitas suara yang tepat untuk menyanyikan lagu-lagu folk dan balada. Tak hanya itu, banyak penikmat musik yang menyatakan suara Teresa Teng seakan-akan seperti menangis dan memohon, tapi dengan kekuatan yang mampu menarik dan menghipnotis pendengar. Teresa Teng meninggal dunia akibat serangan asma akut ketika sedang berlibur di Chiang Mai, Thailand, saat usia 42 tahun pada 8 Mei 1995. Meski begitu, dokter dan partnernya, Paul Quilery, berspekulasi ia meninggal dunia dari serangan jantung karena efek samping akibat overdosis amfetamin. Kala itu ia dimakamkan bagaikan seorang pahlawan, dengan bendera Taiwan menyelimuti peti matinya dan Presiden Taiwan saat itu, Lee Teng-hui, menghadiri pemakamannya. Teresa Teng dimakamkan di kaki gunung di Chin Pao San, sebuah kompleks pemakaman dekat Jinshan, Taipei, Taiwan. Di tempat pemakamannya berdiri sebuah patung dirinya (sebagai tugu peringatan), diiringi dengan musik lagu-lagunya sebagai latar belakang. Bukan itu saja, di sana juga terdapat sebuah piano elektronik berukuran raksasa. Para pengunjung yang berziarah dapat memainkannya dengan menginjak balok-balok piano tersebut. (lnc/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait