Baca Juga : Kerahkan Empat Perahu Karet, Polres Gresik Beri Sumbangan Korban Banjir Benjeng
Portaltiga.com - Sudah beroperasi satu tahun bisnis esek-esek berkedok warung kopi dilakukan Pramuji (45) di Desa Banyuurip RT 05 /RW 01, Kecamatan Kedamean kabupaten Gresik, akhirnya digrebek oleh Tim Resmob Polres Gresik pada hari Rabu (13/1/2020) malam. Tergiur dengan keuntungan yang besar, Pramuji menyediakan beberapa gadis yang masih muda, dengan rata-rata berusia 19 tahun dan di datangkan dari Jawa Barat sebagai pelayan sekaligus bisa di kencani dengan tarif Rp. 150.000 sekali kencan. Selain menyediakan kamar atau bilik semi permanen lengkap dengan kasur, tissue untuk setiap tamu yang sudah booking. Uniknya, tamu harus mengisi buku tamu yang sudah disediakan oleh Pramuji sebagai laporan penghasilannya. Wakapolres Gresik Kompol Dhyno Indra Setyadi mengungkapkan tersangka Pramuji sudah satu tahun menjalankan bisnis prostitusi berkedok warung kopi sekaligus sebagai mucikari. Korbannya adalah wanita-wanita yang baru saja lulus sekolah SMA, rata-rata berasal dari Jawa Barat. BACA JUGA: Kerahkan Empat Perahu Karet, Polres Gresik Beri Sumbangan Korban Banjir Benjeng Juga, lanjut Dhyno warung kopi tersebut juga menyediakan tempat atau kamar untuk para pelanggan usai memilih wanita yang ditawarkan oleh tersangka, ada juga catatan siapa saja pelanggan yang sudah kencan dan kita sita sebagai barang bukti. "Sudah satu tahun beroperasi. Kita grebek Rabu malam itu, ada catatan buku tamu yang datang, kemudian kita amankan beserta uang sebesar Rp 200 ribu didalamnya dan handphone. Kita sita untuk barang bukti," kata Dhyno di Mapolres Gresik, Jumat (17/1/2020). Sementara itu, dihadapan petugas kepolisian, Pramuji mengaku bisnis ini sudah dilakukan satu tahun, karena tergiur dengan keuntungannya yang besar. Untuk mendapatkan wanita-wanita muda asal Jawa Barat itu didapat melalui jasa anak buahnya yang sudah bekerja dengannya lebih dulu. Kemudian, mengajaknya kerja di Gresik menjaga warung kopi. "Sudah setahun bisnis gini (esek-esek), untungnya besar itu alasan saya apalagi pas malam minggu. Mereka rata-rata tamat sekolah SMA di Jawa Barat dan nganggur. Lalu diajak kerja di Gresik oleh anak buah saya sebagai penjaga warung kopi plus," kata Pramuji. Kemudian, lanjut Pramuji untuk tamu yang sudah booking, disediakan kamar-kamar di warkopnya lengkap dengan kasur dan tissue. Untuk sekali kencan, pelanggan ditarif Rp. 150.000. Sementara untuk pelanggannya rata-rata dari Gresik dan Surabaya dan sekitarnya. "Saya pasang tarif Rp. 150.000 sekali kencan dengan anak buah saya. Tersedia kamar lengkap kasur dan tissue. Pelanggannya rata-rata dari Gresik, Surabaya dan sekitarnya. Malam Minggu dan Minggu paling ramai pengunjung," kata Pramuji dengan kepala tertunduk. Saat ditanya apakah hanya enam wanita saja yang menjaga warkopnya, Ia mengaku sebelumnya ada sembilan wanita yang dijadikan penjaga warkopnya sekaligus menemani tamu yang ingin 'main'. Namun, tiga diantaranya pulang ke Jawa Barat dan tidak kembali. "Ya, saat ditangkap ada enam wanita yang dipekerjakan menjadi penghibur. Tapi dulu ada sembilan, tiga yang kemudian pulang. Jadi ada enam saja kemudian di tangkap ini," jelas Pramuji kepada suara.com saat di gelandang petugas. (tbk/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.