Emil Dardak dan Pakde Karwo All Out, Demokrat Tembus Big Four

Baca Juga : Eri-Armuji Terima Rekom Demokrat untuk Maju Pilwali Surabaya 2024

Portaltiga.com - Jawa Timur dipilih sebagai pamungkas kampanye akbar Partai Demokrat, dinilai sudah tepat. Hal ini akan berdampak pada perolehan suara Partai Demokrat agar bisa seperti Pemilu 2014. Menurut Surokim Abdusussalam, pengamat politik dari Univeritas Trunojoyo Madura (UTM), Jatim adalah basis kekuatan Partai Demokrat secara nasional. Oleh karena itu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) berulang kali mendatangi wilayah Jatim untuk menyapa masyarakat agar suara Demokrat di Jatim tetap utuh. "Jatim itu representasi suara nasional Partai Demokrat. Kalau DPP tidak perhatian maka sama saja ikut mendorong Demokrat terjun bebas di Pemilu 2019. Jatim akan jadi pembuktian bagi Demokrat, kalau sampai turun drastis tentu sangat membahayakan bagi Demokrat," jelas Surokim. Ditambahkan, Pemilu 2019 Partai Demokrat sangat mengandalkan daya juang dan kreativitas para caleg dan tokoh lokal yang dimiliki Partai Demokrat. Diakui Surokim, Demokrat bisa bertahan big four (4 besar) di Jatim, adalah target yang sangat realistis. Mengingat, pesaing berat Demokrat di Jatim adalah Partai Golkar dan Partai NasDem. "Demokrat memiliki tokoh sekelas Pakde Karwo dan Emil Dardak. Saya kira bisa bertahan 4 besar di Jatim," terangnya. Lebih jauh Dekan FISIB UTM ini menjelaskan Trisula tokoh yang dimiliki Demokrat yakni AHY, Emil Dardak dan Pakde Karwo sebenarnya sangat mumpuni dan sesuai dengan ceruk yang bisa dibidik Demokrat untuk mendulang suara partai yakni swing voter. "AHY dan Emil itu bisa menjadi representasi pemilih milenial. Sedangkan Pakde Karwo untuk membidik pemilih mapan (generasi baby boomer)," jelasnya. Sayangnya, formula yang sangat bagus itu kurang didukung oleh situasi politik nasional. Sebab hampir semua parpol peserta pemilu 2019 saat ini hanya berharap coat tail effect dari Pilpres. "Saya kira pilihan Demokrat sudah tepat tidak terlalu vulgar masuk ke ranah Pilpres. Sebab suara demokrat sendiri terbelah 57 persen ke Prabowo dan 43 persen ke Jokowi, sehingga kalau memilih salah satu bisa rugi sendiri," tegas Surokim. Ditambahkan, pemilu 2019 adalah ujian terberat bagi Partai Demokrat dan tak terduga karena coat tail effect dari Pilpres yang bersamaan dengan Pileg sulit mereka dapatkan. "Kunci Partai Demokrat bisa bertahan menjadi partai kelas menengah bergantung pada daya juang dan kreativitas caleg dan tokoh-tokoh lokal yang dimiliki. Khusus Jatim, kalau suara nasional turun, saya kira Jatim masih bisa bertahan berkat tokoh lokal demokrat yang masih mengakar," tegasnya. (abd/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru