Baca Juga : Risma Pantau Pendangkalan Sungai di Kota Madiun, Punya Solusi Begini
Portaltiga.com - Pilwali Surabaya memang masih diselenggarakan pada tahun 2020 besok, masa kerja pasangan Risma-Whisnu masih tersisa dua tahun lagi. Banyak hal yang harus diselesaikan Pemkot Surabaya, seperti ancaman anak putus sekolah di tingkat SMA/SMK, jaminan kesehatan Warga miskin dan Perumahan layak. Ada kekhawatiran dari Henky Kurniadi, staf ahli dari komisi V DPR RI setelah Risma tidak memimpin kelak, Surabaya tidak ada panutan walikota yang berkualitas. "Baru-baru ini cukup banyak tokoh yang mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon kepala daerah untuk Surabaya. Memang secara konstitusonal tidak dilarang namun bagi saya sebagai warga surabaya nampaknya kurang elok bila dimunculkan sekarang, lebih terlihat ambisinya ketimbang niatan untuk mengabdi," ucap Henky Kurniadi saat di temui (6/9/2018). Surabaya menjadi kota terbaik dengan berbagai penghargaan organisasi kelas dunia. Dari segi tata kota, manajemen birokrasi, Pelayanan publik dan kemampuan memberikan jaminan sosial bagi warganya. Proses ini butuh kerja keras yang tidak sebentar. Salah satu faktor berasal dari kecakapan Risma sebagai walikota. Saat maju di tahun 2010 Risma mungkin tidak punya niatan menjadi walikota, tapi bisa dilihat sekarang hasil kerjanya begitu luar biasa. Karena sebagai pemimpin tahu betul bahwa amanah memimpin Surabaya sangat berat sehingga bekerja sungguh - sungguh. "Saya hanya khawatir kalau nanti yang memimpin Surabaya tidak secakap bu Risma, mau jadi apa Surabaya ini? Karena memimpin surabaya tidak hanya modal ambisi. Harus punya dedikasi dan Keikhlasan luar biasa," pungkasnya untuk mengingat calon walikota besok punya dedikasi tinggi bukan sekedar ambisi. (fey/tea)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.