Drama Teatrikal Pertempuran Mulyorejo Meriahkan HUT RI ke-73 di Tugu Pahlawan

Baca Juga : Anak Disabilitas RAP Surabaya Borong Juara di Kompetisi Internasional

Portaltiga.com - Semarak peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 disambut meriah warga Mulyorejo Surabaya. Telah diselenggarakan drama teatrikal tentang gugurnya kedua pahlawan Mulyono dan Sarirejo dalam perang revolusi akhir tahun 1945 yang berlangsung di Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (12/8/2018). Kedua lakon drama teatrikal ini terbilang masih muda, namun semangat serta kemampuan akting yang cukup luar biasa patut diacungi jempol. "Bangga luar biasa atas perjuangan kedua pahlawan Mulyorejo ini, terlepas saya memainkan peran sebagai Sarirejo. Patut kita hormati dan apresiasi semangat mereka pahlawan yang gagah berani," tutur Rafiif Satriatama, sebagai lakon Sarirejo yang tergabung dalam komunitas Roodebrugsoerabaia ini. Acara yang berlangsung tepat pukul 08.45 WIB. Diceritakan, penjajah dengan persenjataan lengkap dan modern sedangkan warga Mulyorejo, terutama kedua pahlawan yang gagah berani Mulyono dan Sarirejo yang bersenjata ala kadarnya siap menghadang. Ketidakseimbangan dalam persenjataan pun, membuat keduanya gugur. Masyarakat sekitar Tugu Pahlawan yang berbondong-bondong turut menyaksikan drama teatrikal tersebut rela menahan panasnya terik matahari. Suasana haru dan tangis seakan menghidupkan kembali semangat perjuangan para pahlawan. Di akhir gugurnya kedua pahlawan, ada pula pembacaan puisi tentang jasa-jasa dan pengabdian yang luar biasa oleh para pahlawan bangsa yang berjuang atas kemerdekaan. M. AlFajar Siddiq menambahkan bahwa untuk memerankan lakon sebagai Mulyono, tidak mudah, dirinya ikut merasakan semangat dan gagah berani kedua pahlawan itu dalam menghadang pasukan penjajah bersenjata lengkap. Atas jasa dan penghormatan kepada kedua pahlawan Mulyono dan Sarirejo, dengan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh penjajah maka warga pun mengusulkan kedua nama pahlawan yang digabung menjadi satu, yaitu Mulyorejo menjadi nama sebuah desa. Satrio Sudarso, selaku pembimbing dalam drama teatrikal ini memberikan peran yang luar biasa atas keberhasilan yang dicapai hari ini mengungkapkan untuk menumbuhkan sikap patriotisme dan rasa bangga atas jasa para pahlawan bangsa. Tidak hanya sekadar membangun monumen dan tugu penghormatan, melainkan turut dalam aksi dan terus menerus memperjuangkan serta menjaga keamanan bangsa sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap para pejuang. (mitha/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru