Baca Juga : Khofifah Kunjungi Jamaah Haji Sakit di KKHI Mekkah
Portaltiga.com - Supinah (76 tahun), nenek sebatang kara yang puluhan tahun ditinggal mati suaminya kini dapat mewujudkan impiannya berangkat haji ke tanah suci. JCH yang sejak muda menjadi buruh tani ini tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 37 rombongan 8 asal Kabupaten Ponorogo. Karena sudah lanjut usia, hampir satu tahun terakhir ini Supinah menyudahi pekerjaannya sebagai buruh tani. Kini ia bekerja serabutan seadanya. Dua hari sekali, ia petik bunga turi dari 1 pohon turi yang ia miliki. Bunga turi tersebut ia jual, dan mendapat uang berkisar lima ribu hingga sepuluh ribu rupiah. Mengenang masa mudanya, Supinah mengaku ia hanya mendapat upah lima ratus rupiah perhari dari pekerjaannya. Seiring waktu, Supinah dibayar dua puluh lima ribu hingga tiga puluh ribu rupiah perhari. Supinah memiliki cita cita pergi haji sejak muda. Uang yang ia dapatkan dari pekerjaannya, ia simpan sedikit demi sedikit. Menurut penuturannya, uang itu ia simpan dibawah amben. Ketika uangnya sudah terkumpul sekitar tiga ratus ribu, ia titipkan uangnya pada tetangga depan rumah yang ia percaya. Lama simpannya, uang sampai dimakan rayap dan jamuran, ujarnya pelan saat di wawancara di Asrama Haji Embarkasi Surabaya Sabtu (28/7/2018). Demi mewujudkan keinginannya berhaji, nenek asal Dukuh Krajan Ngrupit Jenangan Ponorogo ini berhemat dalam hal apapun. Setiap hari, ia hanya masak beras 2 gelas kecil dengan lauk sayuran seadanya. Sambel terong bayam saja, paling bagus pakai tahu tempe, ucapnya dengan senyum merekah. Rumahnya pun sangat sederhana, dinding dan lantai rumahnya sudah banyak yang pecah dan mengelupas. Supinah pun tak memiliki barang berharga apapun selain rumah tersebut Tahun 2010, uang yang titipkan tetangganya telah terkumpul lebih dari dua puluh lima juta rupiah. Dengan diantar tetangganya, Supinah mendaftar haji. (fey/tea)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.