Mahasiswa Unair Temukan Alat Maksimalkan energi Listrik

Portaltiga.com - Mahasiswa Universitas Airlangga dalam inovasi penelitiannya menemukan alat yang dapat digunakan untuk memaksimalkan energi listrik melalui kombinasi sel surya dan Thermoelectric Generator menggunakan energi radiasi matahari.

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Mutia R.A Hoesain, Ilham Maulana Putra, dan Ananto Ari P yang merupakan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Unair. Dibawah bimbingan Franky Chandra S. Arisgraha, ST., MT., staf pengajar FST Unair, proposal mereka yang mengulas tentang MATRICS (Smart Solar Tracker Thermoelectric System) dengan menggunakan kombinasi sel surya Thermoelectric Generator untuk memaksimalkan konversi energi radiasi matahari, tersebut berhasil mendapatkan bantuan pendanaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam program PKM tahun 2018.

Mutia R.A Hoesain, ketua tim PKM-KC FSt ini, menjelaskan bahwa kebutuhan akan listrik sangat fundamental, baik untuk industri rumah tangga hingga industri nasional. Tingkat pemakaian listrik di Indonesia terus mengalami peningkatan, karena itu dipandang perlu untuk diikuti dengan optimalisasi pertumbuhan generator di Indonesia agar terjadi keseimbangan antara pasokan listrik dan jumlah kebutuhan yang diperlukan.

Dengan demikian rasio elektrifikasi di Indonesia harus lebih ditingkatkan karena jumlah penduduk yang membutuhkan listrik semakin banyak,ucap Mutia, ketua tim peneliti kepada portaltiga.com, Kamis(12/7/18).

Berangkat dari permasalahan itulah ketiga mahasiswa tersebut melakukan inovasi dan penelitian untuk meningkatkan produksi serta efisiensi energi listrik. Cara yang dipilih menggunakan bantuan energi radiasi matahari serta kombinasi sel surya dan Thermoelectric Generator.

Baca Juga : AHY Raih Doktor Cumlaude, dr Agung: Ini jadi Motivasi Kader dan Generasi Muda

Dijelaskan oleh Mutia, alat yang digagas tersebut memanfaatkan panas yang teresidu oleh panel surya, agar dapat sepenuhnya dengan menggunakan peltier dengan metode thermal heat energy capturer, yakni memanfaatkan susunan panel surya yang diletakkan pada plat tembaga dan modul ethermoelektrik generator di bawahnya. Sehingga panas matahari yang terserap pada panel tidak akan dilepaskan ke udara melainkan diubah menjadi listrik.

Keunggulan alat ini atau MATRICS ini, menurut Mutia, karena memiliki sisi fleksibilitas yang lebih baik dari pada panel konvensional. Panel konvensionalitu bersifat diam (statis) sehingga menangkap cahaya hanya dari satu arah.

Baca Juga : AHY Beber Kunci Utama Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045

Sedangkan MATRICS hasil kreasi ini bersifat fleksibel, karena dikontrol oleh microcontroller yang terdapat sensor cahaya pada keempat arah mata angin, sehingga sensor akan mencari arah dimana intensitas cahayanya besar (maksimum) dan panel bergerak ke arah tersebut.

Dengan adanya alat ini, kami berharap energi listrik dapat diefisienkan dengan baik serta ramah terhadap lingkungan.Selain itu, MATRICS ini bisa sebagai solusi akan minimnya produksi listrik di daerah-daerah terpencil di Indonesia,serta dapat meningkatkan rasio elektrifikasi untuk masyarakat, kata Mutia R.A. Hoesain. (doy/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru