Baca Juga : AHY Raih Doktor Cumlaude, dr Agung: Ini jadi Motivasi Kader dan Generasi Muda
Portaltiga.com - Gangguan kesehatan jiwa menjadi masalah kesehatan yang memiliki angka kejadian cukup tinggi. Angka yang tinggi ini diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dalam mengendalikan faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa, sehingga sangat jarang masyarakat yang memperhatikan persoalan kesehatan jiwa. Masyarakat masih lebih cenderung fokus terhadap kesehatan fisik. Padahal, kesehatan jiwa juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Kabupaten Lamongan memang memiliki program "Lamongan Bebas Pasung" yang telah sukses dilaksanakan. Akan tetapi untuk Posyandu Jiwa sebagai upaya pencegahan gangguan itu, belum ada di Desa Daliwangun. Berangkat dari persoalan itulah Riris Medawati, Ayu Septia Malinda, Wahyu Agustin Eka Lestari, Verantika Setya Putri, dan Achmad Ubaidillah Mughni, semuanya mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga Surabaya, berinisiatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa. Perhatian tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) yang diketuai oleh Riris Medawati ini dituangkan melalui program pengabdian masyarakat bertajuk "Mentos (Mental Health Pos): Pos Pelayanan Preventif Gangguan Kesehatan Jiwa Melalui Pembentukan Kader Kesehatan Jiwa di Desa Daliwangun, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan". "Dalam program ini kami membentuk kader kesehatan jiwa dengan memberdayakan anggota Karang Taruna Desa Daliwangun. Jadi program ini kami adakan supaya masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan jiwa. Karena kami pikir, masyarakat perlu tahu bahwa kesehatan jiwa itu juga penting. Kan kalau mau sehat bukan hanya fisik, tapi juga psikologisnya," kata Riris Medawati, ketua tim PKMM kepada portaltiga.com, Ahad (1/7/2018). Dalam program ini, kader kesahatan yang merupakan anggota Karang Taruna diajarkan bagaimana cara screening dan edukasi masyarakat, sehingga terbentuklah Pos Kesehatan Jiwa yang dilaksanakan di Balai Desa Daliwangun. Sebelum membentuk kader kesehatan jiwa, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi, yaitu memberikan penyuluhan kepada semua pemuda Kartar tentang kesehatan jiwa dengan mengundang nara sumber sebagai pemateri, yaitu Moh. Saifudin S.Kep., S.Psi., M.Kes. Intinya, sebelum membentuk sebuah kader setidaknya masyarakat perlu diberikan bekal tentang kesehatan jiwa. Kemudian barulah dari semua pemuda Kartar itu dipilih beberapa untuk dijadikan kader, dan setelah itu diajarkan bagaimana screening dan edukasi kepada masyarakan Desa Daliwangun. "Kedepan akan dilakukan monitoring setiap dua minggu sekali untuk mengevaluasi keberlanjutan kegiatan Mentos ini," pungkas Riris. (doy/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.